Sulitnya Dapatkan Ruang Perawatan untuk Pasien Covid-19

ANTARA FOTO/China Daily /File Photo/AWW/dj
Ilustrasi, petugas medis di Wuhan, provinsi Hubei, China, 6 Februari 2020. Sejumlah tenaga medis sudah kewalahan merawat pasien Covid-19 yang terus membludak di sejumlah rumah sakit di Indonesia.
23/12/2020, 19.42 WIB

Satgas Penanganan Covid-19 menyatakan keterisian rumah sakit sudah mencapai 80%. Sejumlah orang pun mengaku kesulitan mendapatkan ruang perawatan bagi pasien yang terinfeksi virus corona.

Salah satunya diceritakan oleh akun Twitter @naluritya. Dia bercerita bahwa dia berusaha mencari ruang perawatan untuk ayah temannya yang didiagnosa Covid-19. 

Namun, mayoritas rumah sakit di Surabaya-Sidoarjo sudah penuh. Padahal, ayah temannya itu harus segera mendapatkan perawatan karena memiliki penyakit bawaan.

Meski begitu, dia bersama temannya tidak menyerah. Dia mengaku telah menghubungi 12 rumah sakit yang berbeda untuk menanyakan ketersediaan ruang perawatan.

Dari jumlah tersebut, sebanyak sembilan rumah sakit menyatakan telah penuh. “Ada satu rumah sakit, pas ditelepon, (petugas) yang mengangkat telepon juga sudah lemas, dan bilang kalau di IGD masih ada antrian lima orang dan ICU mereka penuh," ujar @naluritya dalam cuitannya pada Selasa (22/12).

Sedangkan tiga rumah sakit lainnya meminta mereka menunggu untuk melihat kesediaan ruang perawatan. Pada akhirnya dia berhasil mendapatkan perawatan untuk ayah temannya. 

 

Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan juga Kewalahan

Di sisi lain, penuhnya rumah sakit juga membuat tenaga medis dan tenaga kesehatan kewalahan. Sejumlah tenaga kesehatan menceritakan kondisi di rumah sakit kesulitan menangani membludaknya pasien Covid-19.

Salah satunya Regina Wahjoeni, seorang dokter di Manado. Melalui akun Twitternya, dia menyebut kondisi pandemi di Manado seperti Wuhan karena jumlah pasien yang cukup banyak. 

Lo tahu gak, perawat gue ada yang ambruk depan mata gue, sementara kerja pas IGD lagi membludak, gue berasa kayak di Wuhan???” cuitnya di Twitter pada Selasa (15/12). Hingga berita ini diterbitkan, cuitan tersebut sudah di-retweet sebanyak 3400 kali.

Kemudian, ia menceritakan kepada Katadata.co.id bahwa orang yang dimaksud dalam cuitan tersebut merupakan analis laboratorium di rumah sakit tempat ia bekerja. Perempuan 24 tahun itu menyebut orang tersebut tumbang setelah melayani tes usap untuk 70 orang dan terus bertugas.

Ia juga menceritakan hiruk pikuknya melayani pasien yang terinfeksi virus corona. Dia bahkan harus memeriksa 70 pasien seorang diri di satu lantai perawatan. Meski sudah bekerja keras, dia mengaku tidak mendapatkan insentif yang dijanjikan  pemerintah sejak September 2020. 

Selain Regina, pemilik akun Twitter @oeuiapril juga menyampaikan kondisi rumah sakit di Cirebon yang sudah penuh. Bahkan rumah sakit tempat dia bekerja harus mengalihfungsikan ruangan lain untuk keperluan pasien Covid-19.

“Beberapa minggu kemarin IGD rumah sakit sampe tutup sementara, dipake isolasi pasien Covid-19 karna pasiennya membludak banget,” ujarnya pada Kamis (17/12).

Kemudian, Ia menceritakan bahwa perawat dan dokter jaga banyak yang terkena imbas tersebut. Bahkan teman-temannya yang masih berstatus co-assistant (coass) dokter harus ikut bertugas di rumah sakit tersebut.

 Koordinator Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Mayjen TNI dr. Tugas Ratmono mengatakan tenaga kesehatan terus berupaya meningkatkan kualitas dan fasilitas agar bisa melayani pasien dengan baik. Namun, fasiilitas kesehatan juga memiliki keterbatasan. 

Oleh karena itu, dia meminta masyarakat untuk sama-sama membantu dengan berupaya agar tidak tertular. Caranya dengan disiplin protokol kesehatan 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak. 

"Kita harus sama-sama memahami bahwa masyarakat merupakan garda terdepan agar tidak tertular. Sehingga tenaga kesehatan yang menjadi benteng terakhir tidak dibanjiri pasien dan menjadi kewalahan," ujar Tugas dalam Talkshow virtual "Libur Aman Tanpa Bepergian" pada Rabu (23/12).

(Penyumbang bahan: Ivan Jonathan)

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan