Pengamat Penerbangan: Kelaikan Terbang Pesawat Tidak Ditentukan Usia

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.
Sejumlah prajurit Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) Korps Marinir TNI AL mengangkut serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak saat melakukan pencarian di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1/2021).
Penulis: Happy Fajrian
10/1/2021, 15.52 WIB

"Sehingga efisiensinya menurun karena membutuhkan bahan bakar yang lebih banyak. Juga desain mesinnya. Mesin modern saat ini lebih hemat bahan bakar, lebih senyap, lebih ramah lingkungan," kata dia.

PENEMUAN SERPIHAN PESAWAT SRIWIJAYA AIR SJ 182 (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.)

Alvin mengatakan bahwa kelaik-terbangan pesawat ditentukan oleh kedisiplinan operator dalam melakukan perawatan. Kalau operator disiplin melakukan perawatan sesuai petunjuk manualnya, termasuk melakukan pemeriksaan sertifikasi, berapapun usia pesawat tersebut akan tetap layak terbang.

"Mau berusia 20, 30, 50 tahun pun akan tetap memenuhi syarat. Kalau tidak memenuhi syarat tentu tidak akan mendapatkan sertifikasi dari otoritas setempat, asuransi juga tidak akan mau menjamin pesawat tersebut," kata Alvin.

Sebelumnya Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena mengatakan bahwa kondisi pesawat dalam keadaan baik, karena sebelumnya terbang ke Pontianak dan Pangkal Pinang. “Tidak ditemukan masalah. Laporan dari maintenance, lancar,” ujar Jefferson pada konferensi pers virtual, Sabtu (9/1) malam.

Sebelum terbang, pesawat mengalami keterlambatan atau delay, namun bukan terkait dengan masalah teknis pesawat tapi karena ketika itu sedang terjadi hujan lebat di Bandara Soekarno-Hatta. “Delayed (terlambat) karena hujan deras sebelum boarding,” kata dia.

Halaman: