Pengusaha Siap Tanggung Biaya Vaksinasi Mandiri Rp 1 juta Per Karyawan

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/hp.
Petugas kesehatan memasukan vaksin COVID-19 ke jarum untuk disuntikkan kepada pedagang pasar tradisional cinde di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (3/3/2021).
Penulis: Happy Fajrian
3/3/2021, 16.19 WIB

Pengusaha dan perusahaan swasta menyatakan siap untuk menanggung biaya program Vaksin Gotong Royong atau vaksinasi mandiri kepada karyawan dan buruhnya hingga Rp 1 juta per orang. Sehingga karyawan/buruh bisa mendapatkan vaksinasi Covid-19 secara gratis.

"Kami sudah sampaikan antara Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta untuk satu set vaksin, untuk dua kali penyuntikan," kata Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Shinta W. Kamdani di Jakarta, Rabu (3/3).

Jumlah tersebut untuk pembiayaan dua dosis vaksin dan juga seperangkat alat kesehatan sekali pakai yang digunakan dalam proses penyuntikan.

Kementerian Kesehatan pada pekan lalu menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19. Salah satunya mengatur tentang program Vaksin Gotong Royong atau vaksin mandiri oleh perusahaan swasta kepada karyawan dan buruh.

Pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2021 itu salah satunya mengatur tentang batas atas harga vaksin dan harga pelayanan vaksinasi program Vaksin Gotong Royong ditentukan oleh Menteri Kesehatan. Untuk saat ini harga vaksin untuk program Vaksin Gotong Royong belum diketahui karena produknya belum tersedia.

Namun Shinta menyebutkan pihaknya sudah menjalin komunikasi dan kerja sama dengan PT Biofarma selaku induk perusahaan BUMN holding farmasi yang akan mengimpor vaksin terkait sistem distribusi dan juga harga jual vaksin.

"Untuk dari pengadaannya harus melalui Biofarma, jadi Kadin ada perjanjian dengan Biofarma untuk pengadaan vaksinnya. Dan juga sudah mengusulkan beberapa perusahaan swasta yang membantu distribusi logistik cold chain-nya," kata Shinta.

Kadin mengusulkan sejumlah perusahaan swasta di sektor farmasi yang memiliki infrastruktur untuk distribusi vaksin.

Shinta mengatakan Kadin juga sudah menjalin kerja sama dengan fasilitas kesehatan swasta untuk pelaksanaan vaksinasi lantaran tidak diperkenankan menggunakan fasilitas kesehatan milik pemerintah. "Kami juga sudah siapkan fasilitas kesehatan (milik) swasta yang siap untuk program ini," kata dia.

Vaksin Gotong Royong rencananya akan menggunakan vaksin buatan Sinopharm asal Tiongkok dan juga vaksin Pfizer dari Amerika Serikat. PT Biofarma akan mengimpor vaksin buatan Pfizer sementara anak perusahaannya PT Kimia Farma Tbk akan mengimpor vaksin Sinopharm dari Tiongkok.

Sebelumnya Ketua Umum Kadin, Rosan P. Roeslani menyebutkan bahwa ada 6.644 perusahaan yang telah mendaftar untuk berpartisipasi dalam program vaksin gotong royong.

“Untuk 6.644 perusahaan ini sudah kami laporkan ke Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan ditaksir kebutuhan vaksinnya sebanyak 7,5 juta dosis,” ujarnya Sabtu (27/2).

Adapun harga vaksin nantinya akan ditentukan oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, seperti diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19.

Terkait hal tersebut, Rosan berharap harga vaksin dapat ditekan dengan banyaknya perusahaan yang berpartisipasi.

Menurut laporan The Economist Intelligence Unit, harga vaksin bervariasi mulai dari yang termahal yakni vaksin buatan Sinopharm seharga US$ 77 atau Rp 1.078.000 per dosis (asumsi kurs Rp 14.000 per dolar), hingga yang termurah buatan AstraZeneca-Oxford University US$ 4 atau Rp 56 ribu per dosis.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan lima jenis vaksin yang akan digunakan, yakni CoronaVac buatan Sinovac, vaksin Novavax, AstraZeneca-Oxford, Pfizer, dan Covax/Gavi. Simak databoks daftar harga vaksin berikut. Harga disajikan dalam mata uang dolar Amerika Serikat (US$):

Reporter: Antara