Pemerintah mulai melonggarkan beberapa aktivitas saat perpanjangan PPKM.
Ahli menilai pandemi corona belum terkendali.
Pergerakan masyarakat saat libur mendatang menjadi potensi penularan Covid-19.
Pemerintah memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro pada 9-22 Maret 2021. Namun berbeda dengan pembatasan sebelumnya, saat ini fasilitas umum mulai diizinkan untuk buka dengan kapasitas maksimal 50 persen.
Tak hanya itu, masyarakat dihadapkan pada hari libur Isra Mi’raj pada Kamis (11/3) yang membuat potensi bepergian muncul. Oleh sebab itu pemerintah meminta masyarakat dan pemerintah daerah mengantisipasi potensi kenaikan kasus Covid-19.
“Jadikan momen libur panjang ini pelajaran dari libur sebelumnya yang mencatatkan kenaikan kasus,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers, Selasa (10/3).
Terkait pelonggaran PPKM, Wiku mengingatkan masyarakat menjaga produktivitas bersamaan dengan kewajiban disiplin protokol kesehatan. Sedangkan pemerintah akan terus memantau dan mengevaluasi selama perpanjangan pembatasan. “Prinsipnya, pandemi tak seharusnya menghalangi masyarakat tapi dalam ambang batas terkendali,” katanya.
Peringatan ini sejalan dengan niat sejumlah daerah untuk melonggarkan hiburan usai PPKM diperpanjang. Pemerintah Kota Solo misalnya, akan membuka kembali bioskop, pertunjukan wayang orang, dan ketoprak.
Selain itu, kompetisi olahraga akan diperbolehkan, namun tanpa penonton. "Berita baiknya di Solo itu sudah tidak ada zona merah, zona oranye. Tetapi protokol kesehatan tetap," kata Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Senin (8/3) dikutip dari Antara.
Sementara di Bali, jam operasional restoran, warung, mal, hingga pusat belanja diperpanjang hingga pukul 22.00 WITA. Tak hanya itu, upacara adat, agama, dan sosial budaya yang semula disarankan ditunda atau dihentikan, kini diperbolehkan dengan kapasitas separuh.
Sedangkan Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat juga membolehkan operasional bioskop saat perpanjangan PPKM. Meski demikian, kapasitas dan jam buka tempat menonton masih dibatasi.
"Jumlah pengunjung paling banyak 50 persen dan jam operasional pukul 10.00 WIB sampai 21.00 WIB," kata Bupati Bogor Ade Yasin.
Sedangkan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah juga telah meminta seluruh pekerja tak keluar kota saat liburan mendatang. Imbauan ini dikeluarkan dalam Surat Edaran (SE) Menaker Nomor M/5/HK.04/III/2021
Kasus Covid-19 Berpotensi Melonjak
Meski demikian, beberapa kali kasus harian Covid-19 meningkat usai libur panjang. Hal ini tercermin dari pengalaman saat libur lebaran Idul Fitri (22 - 25 Mei 2020) dan HUT-RI (17, 20, 21, 22, 23 Agustus 2020).
Saat Idul Fitri, jumlah kasus harian dan kumulatif mingguan naik sekitar 69 sampai 93 persen dengan rentang waktu 10 - 14 hari. Lalu saat libur HUT RI, kenaikan jumlah kasus harian dan kumulatif mingguan melonjak 58 hingga 118 persen pada pekan ketiga
Ahli juga mengingatkan potensi meningkatnya Covid-19 jika pemerintah dan masyarakat lengah. Epidemiolog dari Universitas Airlangga Laura Navika Yamani mengatakan jika protokol kesehatan tak dijalankan, peningkatan kasus virus corona bisa terjadi.
Apalagi Indonesia belum bisa disebut berhasil mengendalikan penularan corona lantaran kasus belum menurun signifikan. "Kalau tambahan kasus 1.000 orang per hari, baru anggap bisa kendalikan kasus karena puncaknya sudah tercapai," ujar dia.
Pemerintah memang telah memotong cuti bersama pada Jumat (12/3) demi mencegah perjalanan warga. Namun Laura mengingatkan potensi peningkatan mobilitas masih bisa terjadi meski libur bersama dipangkas.
Ini lantaran pekerja bisa saja mengajukan cuti atau berpergian saat tidak ada kewajiban bekerja dari kantor. Ia pun menilai, relaksasi PPKM di tempat hiburan dan fasilitas umum kurang tepat dilakukan saat ini. "Boleh dilakukan, tapi jangan ambil momentum ketika ada tanggal merah," kata Laura.
Apalagi masyarakat dan pengelola tempat wisata berpotensi melanggar batas kuota yang ditetapkan. Hal ini bisa terjadi terutama bila wisatawan menempuh jarak perjalanan yang jauh untuk mencapai daerah wisata.
Sedangkan Ikatan Dokter Indonesia mengatakan makan di restoran saat ini masih menjadi salah satu risiko penularan Covid-19. Apalagi saat ini muncul varian baru Covid-19 yakni B.1.1.7 yang penyebarannya lebih cepat.
Oleh sebab itu mereka menyarankan masyarakat memanfaatkan layanan pesan antar sebagai alternatif maskan di restoran. “Karena kita makan minimal dengan keluarga yang bisa kita yakini kesehatan dan protokol kesehatannya,” kata Ketua Tim Pedoman & Protokol dari Tim Mitigasi PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr dr Eka Ginanjar.
Dalam penelitian yang dilakukan Zhou, et Al (2020) menyebutkan pengurangan mobilitas dalam kota sebanyak 20 persen dapat melandaikan kurva kasus sebanyak 33 persen. Selain itu kurangnya pergerakan penduduk bisa menunda kemunculan puncak kasus selama 2 minggu.
Adapun, data Google Mobility Report menunjukkan tren mobilitas masyarakat Indonesia ke restoran, tempat kerja, transportasi umum, taman, hingga tempat rekreasi pada 5 Maret mengalami penurunan. Namun, tren mobilitas di daerah tempat tinggal penduduk naik enam persen.
Makanya Laura meminta pemerintah tak lepas tangan demi mencegah bahaya SARS-CoV-2 ini meningkat. “Jadi di mana ada relaksasi, di situ ada pengawasan,” katanya.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan