Bank Mualamat Segera Dapat Suntikan Rp 3 Triliun dari Badan Dana Haji

Arief Kamaludin | Katadata
Kantor Bank Muamalat. Bank Mualamat akan disuntik modal Rp 3 triliun dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
14/3/2021, 13.31 WIB

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. tengah merampungkan proses aksi korporasi terkait rencana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menambah investasi sebesar Rp 3 triliun.  Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K. Permana mengatakan suntikan modal yang akan menjadikan posisi Bank Muamalat semakin kuat. 

"Saat ini kami dalam proses aksi korporasi dan insya Allah bisa segera rampung. Kami mohon doa dan dukungan dari para stakeholder agar niat baik ini dapat berjalan dengan lancar, " ujar Permana dalam siaran pers pada Minggu (14/3).

Dihubungi secara terpisah, Sekretaris Perusahaan Bank Muamalat Hayunaji mengatakan aksi korporasi itu terkait dengan rencana BPKH menambah investasi sebesar Rp 3 triliun di bank syariah tersebut. "Rencananya masih seperti itu, mohon support-nya," ujar Hayunaji ke Katadata.co.id pada Minggu (14/3). 

BPKH sebelumnya telah menyatakan akan berinvestasi di Bank Muamalat pada tahun ini dengan meningkatkan kepemilikan saham dan pembelian obligasi subordinasi. "Investasi di Bank Muamalat akan berbentuk dua hal yakni penambahan saham sebesar Rp 1 triliun dan subdebt Rp 2 triliun," ujar Anggota Badan Pelaksana BPKH Iskandar Zulkarnain dalam Laporan Kinerja dan Perkembangan Pengelolaan Dana Haji 2020 secara virtual, Rabu (13/1).

Untuk menyelesaikan aksi korporasi tersebut, BPKH harus mendapatkan persetujuan dari Dewan Pengawas BPKH. Setelah itu, pihaknya baru bisa mengeksekusi penanaman modal Bank Muamalat. Dia pun menjelaskan bahwa proses investasi di Bank Muamalat sesuai dengan Rencana Investasi Tahunan dan Rencana Kerja dan Anggaran BPKH.

Di sisi lain, Anggota BPKH Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Acep Riana Jayaprawira memaparkan bahwa 69,57% dari saldo dana haji 2020 atau Rp 99,53 triliun ditempatkan dalam instrumen investasi. Adapun total kelolaan dana haji tahun lalu tercatat Rp 143,06 triliun.

Halaman: