Kemenkes : WHO Belum Perhatikan Mutasi Covid-19 di Indonesia

ANTARA/Shutterstock
Ilustrasi, logo WHO. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO belum mengkaji lebih lanjut mutasi virus corona N439K yang ditemukan di Indonesia sejak November 2020.
14/3/2021, 11.41 WIB

Namun, virus N439K bisa mengkamuflase pembuatan antibodi. Itu lantaran virus tersebut mampu melekat pada ace reseptor-nya. Sehingga virus bisa melekat lebih kuat pada sel tubuh.

"Memang baru satu jurnal yang mengatakan ini dan kita belum mendengar lebih lanjut dari WHO seperti apa," katanya.

Dia pun memastikan pemerintah selalu mewaspadai penyebaran mutasi virus corona tersebut dengan 3T, yaitu tracing, testing, dan treatment. Apalagi virus selalu bermutasi untuk bertahan hidup. 

Di sisi lain, dia mengimbau masyarakat mematuhi protokol kesehatan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas. Kelima hal tersebut sudah terbukti ampuh mencegah penularan virus Covid-19.

Selain itu, jika mengalami gejala COid-19, Nadia menyarankan masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan. Terakhir, di amemint amsyarakat yang sudah mendapatkan prioritas penerima vaksin virus corona untuk bersedia divaksinasi. 

"Vaksin juga merupakan salah satu yang bisa membantu untuk kita melawan (virus) agar tidak sakit," katanya.

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan