Isu impor beras yang ramai diperbincangkan pada musim panen memicu harga gabah di tingkat petani merosot. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, harga gabah kering di tingkat petani turun 7,85% sepanjang Maret 2021.
“Penurunan harga yang tinggi di gabah kering sebesar 7,85% ini dikarenakan pada bulan Maret yang masih dalam periode pascapanen raya, sehingga pasokan gabah kering panen cukup tinggi,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, Kamis (1/4).
Selama Maret 2021, rata-rata harga gabah kering panen di tingkat petani Rp 4.385 per kilogram atau turun 7,85 dibandingkan Februari 2021. Sedangkan harga gabah dengan kualitas sama di tingkat penggilingan Rp 4.481 per kilogram atau turun 7,86% dibandingkan bulan sebelumnya.
Sedangkan, rata-rata harga gabah kering siap giling di tingkat petani Rp 5.214 per kilogram atau turun 1,99% dan di tingkat penggilingan Rp 5.331 per kilogram atau turun 1,85%.
Bukan hanya stok yang melimpah karena panen, turunnya harga gabah juga dipengaruhi oleh isu impor yang sempat berhembus. Sebab, dibandingkan Maret 2020, rata-rata harga gabah pada Maret 2021 di tingkat petani untuk kualitas gabah kering panen dan gabah kering siap giling masing-masing turun sebesar 11,17% dan 9,57%.
Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah pada Maret 2021 dibandingkan dengan Maret 2020 untuk kualitas gabah kering panen dan gabah kering siap giling masing-masing turun sebesar 10,92% dan 9,46%.
Selama Maret 2021, survei harga produsen beras di penggilingan dilakukan terhadap 1.205 observasi beras di penggilingan pada 881 perusahaan penggilingan di 31 provinsi.
Sementara harga gabah di tingkat petani merosot drastis, harga beras di penggilingan hanya turun tipis.
Seperti diketahui, beras merupakan bahan makanan pokok masyarakat Indonesia. Simak Databoks berikut:
Pada Maret 2021, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp 9.607 per kilogram, atau hanya turun 1,69% dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan, harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp 9.154 per kilogram atau turun 2,48%.
Dibandingkan dengan Maret 2020, rata-rata harga beras di penggilingan pada Maret 2021 untuk kualitas premium dan medium masing-masing turun sebesar 4,72%; 6,85 persen; dan 7,60%.
Nilai Tukar Petani
Musim panen padi di berbagai daerah juga menambah penghasilan petani. Hal itu tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) yang merupakan perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang mereka bayarkan.
NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
NTP nasional Maret 2021 sebesar 103,29 atau naik 0,18% dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,32%, lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,13%.
NTP Januari–Maret 2021 sebesar 103,22 dengan nilai indeks harga yang diterima petani sebesar 110,81 sedangkan indeks harga yang dibayarkan petani sebesar 107,36.
Secara umum, indeks nilai tukar petani di atas 100 berarti para petani sanggup memenuhi kebutuhan sehari-harinya hanya dari kegiatan pertanian.