Rancangan bangunan Istana Negara di ibu kota baru sempat menuai kritik dari berbagai pihak. Presiden Joko Widodo pun memanggil para ahli dan arsitek untuk meminta masukan serta mengajak bergabung dalam Badan Otorita Ibu Kota.
Dengan demikian, para ahli serta arsitek bisa menyampaikan rekomendasi terkait perencanaan dan pembangunan ibu kota baru. Jokowi pun akan mempertimbangkan seluruh masukan mereka.
"Presiden mengundang para ahli untuk ikut serta duduk di Badan Otorita Ibu Kota apabila sudah terbentuk," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa usai menghadiri rapat bersama Jokowi dan para asosiasi di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (15/4).
Suharso mengatakan pemerintah akan terbuka dengan semua gagasan dan semua pihak berkesempatan menyampaikan idenya terkait desain ibu kota baru. "Ibu kota yang akan kita bangun adalah kota dunia untuk semua, maka wajar kalau semua orang harus memperoleh kesemapatan yang sama," ujar dia.
Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) Hendricus Andy Simarmata mengatakan, ada tujuh asosiasi yang menghadiri undangan Jokowi. Mereka adalah Ikatan Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota, Ikatan Ahli Perencanaan Kota Indonesia, Ikatan Arsitektur Lanskap Indonesia, Ikatan Arsitek indonesia, Ikatan Ahli Lingkungan Hidup Indonesia, Green Buidliing Council Indonesia, dan Persatuan Insinyur Indonesia.
"Kami diberikan kesempatan satu per satu untuk menyampaikan masukan terhadap pembangunan ibu kota negara," ujar dia.
Para asosiasi juga memberikan sejumlah masukan. Pertama, mereka berharap adanya keterkaitan antara rencana yang bersifat makro sampai ke level mikro atau bangunan. Dengan demikian, visi yang sudah disampaikan oleh Presiden betul-betul bisa diterjemahkan ke dalam proses konstruksi yang memenuhi standar pembangunan.
Kedua, asosiasi berharap agar ibu kota negara menjadi contoh bagi dunia internasional. "Bagaimana kita bisa membangun dengan mengedepankan hutan tropis yang kita miliki dan berpihak pada masyarakat lokal," ujar dia.
Mereka juga mendukung percepatan pembangunan ibu kota baru, namun tetap tidak boleh tergesa-gesa. Hal ini guna menjalankan proses yang terukur dalam mengimplementasikan rancangan yang sudah disiapkan pemerintah.
"Agar sayembara untuk bangunan dan gedung dilakukan dengan proper dengan rancangan kerja yang terukur. Jadi bisa mendapatkan yang terbaik," katanya.
Sebelumnya sejumlah asosiasi mengkritik desain Istana Kepresidenan yang berbentuk burung garuda dan sayapnya. Mereka menganggap desain yang dikerjakan I Nyoman Nuarta tersebut hanya mengandalkan citra dan tak menunjukkan upaya pemerintah mewujudkan kota berwawasan lingkungan.