Angkatan Laut Tiongkok Akan Bantu Evakuasi KRI Nanggala-402

Katadata | Lambok Hutabarat
KRI Nanggala-402
Penulis: Desy Setyowati
1/5/2021, 15.07 WIB

Angkatan Laut Tiongkok atau People Liberation Army Navy (PLA Navy) akan membantu evakuasi KRI Nanggala-402. Beijing bakal mengerahkan tiga unit kapal salvage untuk mengangkat kapal selam yang berada di dasar laut.

Ketiganya yakni kapal Ocean Salvage and Rescue Yongxingdao-863, Ocean Tug Nantuo-185, dan Scientific Salvage Tan Suo 2. “Diperkirakan tiba di perairan Bali pada 30 April atau awal Mei,” kata Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Dispenal) dalam siaran pers, Sabtu (1/5).

Kapal Ocean Salvage and Rescue Yongxingdao-863 memiliki panjang 156 meter, lebar 21 meter, dan tinggi 7,5 meter. Kapal ini memiliki robot, sonar, side scane sereta boat rescue.

Sedangkan panjang Ocean Tug Nantuo-185 119 meter dengan lebar 16 meter dan tinggi 6,5 meter. Lalu, Scientific Salvage Tan Suo 2 memiliki panjang 87,2 meter, lebar 18 meter, dan tinggi 7 meter.

Dispenal menjelaskan, bantuan tersebut berawal dari tawaran Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Selain bantuan dari pemerintah Tiongkok, TNI AL berencana mengangkat badan KRI Nanggala -402 beserta ABK yang gugur dengan menggaet SKK Migas, yang akan mengoperasikan kapal Timas 1201.

Spesifikasi kapal tersebut yakni mempunyai panjang 162,3 meter, lebar 37,8 meter, dan tinggi 16,1 meter. Kapal ini menggunakan crane berkapasitas 1.200 MT yang cocok untuk instalasi platform konvensional.

Sebelumnya, kapal selam KRI Nanggala-402 yang membawa 53 awak kapal, dilaporkan hilang kontak pada Rabu (21/4) dini hari di perairan utara Pulau Bali. Ini terjadi saat latihan penembakan torpedo.

Setelah melakukan proses pencarian, KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam dan seluruh awaknya gugur pada Minggu (25/4).

Kapal selam buatan Jerman itu ditemukan tenggelam di kedalaman 838 meter dengan kondisi terbelah menjadi tiga bagian. Ketiganya yakni belakang kapal yang tidak berbadan tekan, buritan badan kapal, dan bagian haluan yang terlepas.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono menjelaskan, penyebab keretakan yaitu kapal tenggelam lebih dari jangkauan 500 meter. Oleh karena itu, lembaga perlu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, khususnya The International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (ISMERLO) untuk mengevakuasi kapal.

"Perlu koordinasi, apa yang bisa dilakukan dengan kondisi badan tekan yang masih utuh. Apakah ditali atau diangkat seperti jangkar? Itu bagaimana nanti kami bahas lebih lanjut," kata Yudo saat konferensi pers virtual, akhir pekan lalu (25/4).

Reporter: Antara