Usaha Google Tepis Hoaks Untuk Selamatkan Nyawa dari Covid-19

ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY
Seorang pria membuka laman Google dari gawainya di Jakarta, Jumat (12/4/2019). Google telah menggandeng 11 media di dunia untuk memerangi hoaks vaksinasi Covid-19. Salah satu yang digandeng adalah Katadata.co.id.
4/5/2021, 14.55 WIB

VP Strategic & Business Development Katadata David Herlambang mengatakan, pertukaran informasi di pasar kerap diteruskan kepada keluarga atau kerabat dari para pelaku pasar. Oleh karena itu, ada efek berlipat ganda dari pertukaran informasi di pasar.

Di sisi lain, pedagang pasar acap kali tak terlayani dengan baik dan adanya anggapan pedagang pasar memiliki pendidikan yang kurang memadai. Padahal, jumlah pedagang pasar di Indonesia mencapai 9 juta orang atau 5 persen dari total penduduk.

Bila 9 juta orang tersebut membawa informasi dari pasar ke 4 orang anggota keluarganya, sudah ada 36 juta orang yang melakukan pertukaran informasi. "Ini menjadi alasan utama Katadata Insight Center (KIC) memilih target pasar," ujar David.

Selain itu, penataan pasar tidak dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan, yaitu menjaga jarak 1 meter. Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan juga belum tersebar secara menyeluruh.

Hasil survei KIC pada 2020 menunjukkan, responden dengan pendidikan yang lebih tinggi memiliki tingkat literasi digital yang lebih tinggi. Adapun, responden yang bisa mengidentifikasi hoaks memiliki tingkat literasi digital yang lebih tinggi.

Sementara, survei KIC lainnya menyatakan orang yang tidak percaya hoaks 2,6 kali lipat lebih berpeluang divaksinasi dibandingkan orang yang percaya hoaks. Ini artinya, peluang untuk divaksinasi lebih besar pada orang yang tidak percaya hoaks. "Di sini peran penting project Google dan Katadata," kata CEO & Co-founder Katadata Metta Dharmasaputra.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika