RS di Bogor Krisis Oksigen, Bima Arya: Butuh Tambahan Pasokan 10 Ton

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Antrean terjadi di salah satu gerai isi ulang oksigen medis di wilayah Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis, (25/6/2021). Seiring dengan meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Jakarta, Kebutuhan isi ulang oksigen medis rumahan alami peningkatan.
Penulis: Happy Fajrian
12/7/2021, 08.22 WIB

Wali Kota Bogor Jawa Barat Bima Arya menyatakan sebagian besar rumah sakit di Kota Bogor mengalami krisis ketersediaan gas oksigen dan oksigen cair untuk terapi pasien Covid-19 sehingga membutuhkan tambahan pasokan.

Bima Arya mengatakan hal itu di Kota Bogor setelah melakukan pengecekan ketersediaan gas oksigen dan oksigen liquid di sejumlah rumah sakit di Kota Bogor, Minggu (11/7), usai rapat koordinasi, di Balai Kota Bogor.

Beberapa rumah sakit yang dicek ketersediaan gas oksigen dan oksigen cairnya antara lain, Rumah Sakit PMI, Rumah Sakit Medika Dramaga, dan Rumah Sakit Mulia.

Bima Arya yang didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, mengatakan, dari pengecekan ke sejumlah rumah sakit, diketahui bahwa sebagian besar rumah sakit di Kota Bogor kondisinya relatif sama, yakni krisis ketersediaan oksigen.

“Ketersediaan oksigen di rumah sakit di Kota Bogor dipasok dari enam filling station oxygen, tapi saat ini pasokannya berkurang, sehingga belum memenuhi kebutuhan,” katanya.

Menurut Bima, ada enam rumah sakit di Kota bogor yang pasokannya besar karena memiliki tanki oksigen liquid, tapi cuma bisa bertahan dua sampai tiga hari.

“Di Rumah Sakit Mulya ini tadi malam krisis oksigen. Kalau tadi pagi tidak ada tambahan pasokan oksgen, maka bisa kehabisan. Tadi ada pasokan sedikit, tapi perlu tambahan pasokan lagi,” katanya.

Bima menjelaskan, untuk mengatasi krisis oksigen di rumah sakit di Kota Bogor, dirinya sudah menghubungi Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, dan mendapat jawaban akan membantu tambahan pasokan.

“Pak Luhut berjanji akan menambah pasokan gas oksigen dari dua filling station oxygen lagi, yakni dari Cileungsi dan Citeureup di Kabupaten Bogor,” katanya.

Menurut Bima Arya, dirinya meminta tambahan pasokan oksigen liquid paling tidak 5 ton dari satu stasiun pengisian. Jadi tambahannya, 10 ton dari dua stasiun pengisian, sehingga bisa mencukupi kebutuhan oksigen di rumah sakit di Kota Bogor.

“Rumah sakit harus sering berkomunikasi, sehingga ketika terjadi kondisi darurat, bisa diatasi bersama-sama,” katanya.

RI Butuh Pasokan Oksigen 2.400 Ton per Hari

Ledakan kasus Covid-19 menyebabkan kebutuhan oksigen medis meningkat. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun memperkirakan, kebutuhan oksigen akan melonjak hingga berkali lipat.

Ia mengatakan, kebutuhan oksigen untuk rumah sakit sebelum ada lonjakan Covid-19 mencapai 400 ton per hari. Saat terjadi peningkatan kasus saat ini, kebutuhan oksigen diperkirakan mencapai 2.400 ton per hari.

“Secara konservatif, kita mungkin memerlukan 2.400 ton per hari,” katanya saat konferensi pers virtual, Jumat (9/7). Simak databoks berikut:

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian pada 7 Juli, pasokan oksigen medis di Pulau Jawa mencapai 1.488 ton/hari. Sementara, stok oksigen medis di luar Jawa mencapai 271 ton/hari. Dengan demikian, cadangan oksigen medis nasional mencapai 1.759 ton/hari.

Reporter: Antara