EDISI KHUSUS | Jelajah Jalan Raya Pos

Revitalisasi Kota Tua Jakarta, Rencana Mempercantik Ratu dari Timur

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/hp.
Dua petugas keamanan beraktivitas di Kawasan Kota Tua, Jakarta, Sabtu (13/6).
Penulis: Sorta Tobing
9/8/2021, 08.00 WIB

Selama 200 tahun Batavia menjadi ibu kota VOC. Keindahan kotanya terkenal di dunia, sehingga mendapat julukan Koningen van het Oosten atau Ratu dari Timur.

Seorang pelaut Inggirs, Woodes Rogers, ketika berkunjung pada 1710 melukiskan, “Rumah-rumah besar dan gedung di sekeliling kota dibangun dengan rapi dan teratur. Di sekelingnya terdapat taman-taman indah yang ditanami buah-buahan dan bunga, dihiasi dengan sumber mata air, air mancur, dan patung-patung.”

Dalam buku Hikayat Jakarta karya Williard A Hanna, tertulis pohon kelapa yang tersebar luas di mana-mana memberikan kesan sebagai Batavia kota yang indah dan menyenangkan.

Namun, keindahan itu hilang seiring dengan keruntuhan VOC. Korupsi dan kebangkrutan mulai terjadi di akhir abad 18, Batavia pun tenggelam dalam banjir, penyakit, dan kepadatan penduduk.

Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels pada awal abad 19 memutuskan untuk memindahkan pusat kota ke Weltferden, sekarang berada di kawasan Gambir hingga Lapangan Banteng. 

Sisa-sisa Ratu dari Timur masih dapat dilihat pada Kota Tua. Saat ini statusnya adalah kawasan cagar budaya, yang terletak di antara wilayah Jakarta Pusat, Barat, dan Utara. 

Salah satu bangunan utama disana adalah Gouverneurs Kantoor, yang sekarang diubah menjadi Museum Fatahillah. Ada juga Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri,Toko Merah, Cafe Batavia dan lainnya yang merupakan bangunan era kolonial.

Sebagai wilayah konservasi Oud Batavia pemerintah provinsi (Pemprov) Jakarta sudah beberapa kali mencanangkang untuk merevitalisasi Kota Tua. Proyek ini pertama dimulai oleh Gubernur Ali Sadikin pada 1972.

Yang tebaru adalah yang dilakukan oleh Gubernur Anies. Ia menjanjikan revitalisasi kali ini akan menggunakan cara berbeda dengan para pendahulunya. Cara baru tersebut adalah dengan kolaboratif, masif dan terstruktur.

Penyumbang bahan: Dhia Al Fajr (magang)

Halaman: