Masyarakat Bukan Nakes Terima Booster Covid-19

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.
Tenaga kesehatan bersiap menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada warga di Stasiun Jakarta Kota, Jakarta, Rabu (28/7/2021).
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
22/9/2021, 16.45 WIB

Beberapa anggota masyarakat yang bukan petugas kesehatan telah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster. Temuan ini berdasarkan hasil survei Katadata Insight Center (KIC), Kawal Covid-19, dan Change.org.

Ada dugaan pemberian vaksin booster atau penguat untuk menghabiskan stok vaksin virus corona.  "Misalnya di Komplek Sawangan, Depok, tiba-tiba beredar informasi sisa vaksin yang harus habis satu jam lagi, sehingga siapapun bisa menerima vaksin," kata Head of Katadata Insight Center (KIC) Adek Media Roza saat memaparkan hasil survei berjudul Pandangan Masyarakat tentang Vaksinasi Covid-19, Rabu (22/9).

Akhirnya, masyarakat hadir ke lokasi vaksinasi dan petugas menyuntikan vaksin tanpa memandang apakah penerima sudah menerima dosis kedua atau belum.

Stok vaksin ini diberikan ke orang lain kemungkinan karena ada peserta vaksin yang batal hadir ke lokasi vaksinasi. Sehingga petugas mencari anggota masyarakat lain yang dapat menerima vaksin tersebut.

Namun, hasil survei menunjukkan jumlah penerima vaksin dosis ketiga pada kelompok non-petugas kesehatan rendah. "Hanya sekitar 16 responden non-nakes yang mendapatkan vaksin dosis ketiga," ujar dia.

Sebanyak 16 responden tersebut juga mendapatkan informasi vaksin booster dari kenalan hingga informasi dari media sosial.

Co-founder Kawal Covid-19 Elina Ciptadi mengatakan, ada juga yang mendapatkan vaksin dosis ketiga karena ditawari pejabat setempat atau membayar ke perusahaan.

"Jadi ada faktor lain di luar stok sisa. Mereka bisa mendapatkan akses khusus walau angkanya sedikit sekali sekitar 1-2 orang," ujar dia.

Penasihat Senior Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Diah Saminarsih mengingatkan WHO belum merekomendasikan adanya vaksin booster.
"Seberapapun sedikitnya booster diberikan, itu menentang prinsip keadilan," ujar dia.

Percepatan vaksinasi juga harus memerhatikan prinsip keadilan akses vaksin terhadap seluruh masyarakat.



Hasil survei juga menunjukkan  0,2% responden non-tenaga kesehatan di Indonesia yang telah mendapatkan dosis ketiga vaksin booster. Dari jumlah itu, mayoritas atau 25% responden mendapatkan vaksin booster karena memiliki kenalan yang mengurus tempat vaksinasi.

Sebanyak 18,8% responden yang telah disuntik vaksin booster mendapat informasi dari media sosial. Kemudian, sebanyak 12,5% responden mendapatkan vaksin booster karena ditawari oleh pejabat setempat.

Ada pula 12,5% responden yang mendapatkan vaksin booster karena membayar ke perusahaan. Sedangkan 25% responden mendapatkan dosis ketiga vaksin corona melalui cara lainnya.

Survei ini diadakan secara daring terhadap 8.299 responden pada 6-22 Agustus 2021. Dari jumlah tersebut, sebanyak 6.468 responden menyatakan telah menerima vaksin corona.

Reporter: Rizky Alika

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan