Pfizer Uji Coba Obat untuk Cegah Penularan Covid-19

ANTARA FOTO/REUTERS/Matthew Childs/WSJ/cf
Matthew Childs Logo Pfizer terlihat di lokasi pemasok global di Havant, Britain, Senin (1/2/2021).
28/9/2021, 11.41 WIB

Pfizer Inc. tengah meneliti obat antivirus oral untuk pencegahan infeksi Covid-19. Mereka menyusul para pesaingnya seperti Merck serta Roche untuk mengembangkan pil bagi pasien corona.

Dikutip dari Reuters pada Selasa (28/9), perusahaan asal Amerika Serikat itu menguji obat PF-07321332 pada 2.660 peserta dewasa sehat berusia 18 tahun ke atas. Sukarelawan akan tinggal di rumah yang sama dengan individu yang terinfeksi Covid-19 dengan gejala.

Dalam uji coba, PF-07321332 dirancang untuk memblokir aktivitas enzim yang diperlukan agar virus corona berkembang biak. Obat tersebut akan diberikan bersama dengan ritonavir dosis rendah.

Pfizer juga telah memulai penelitian PF-07321332 pada pasien dewasa bergejala yang tidak dirawat di rumah sakit.  Sebagai informasi, saat ini pengobatan antivirus yang disetujui untuk Covid-19 di Amerika Serikat hanya remdesivir buatan Gilead Sciences Inc.

 Sementara Merck dan mitranya Ridgeback Biotherapeutics mulai mendaftarkan pasien uji coba tahap akhir obat eksperimental molnupiravir untuk pencegahan infeksi Covid-19. Molnupiravir juga sedang dipelajari dalam uji coba tahap akhir pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit untuk melihat kemungkinan penurunan risiko rawat inap atau kematian.

Pfizer merupakan perusahaan yang mengembangkan vaksin Covid-19 berlisensi pertama di Amerika Serikat bersama mitranya asal Jerman BioNTech.  Adapun antivirus yang mereka kembangkan berbasis mRNA. 

CEO dan Chairman Pfizer Albert Bourla meyakini dunia dapat pulih dari pandemi corona dan kembali ke kehidupan normal dalam setahun. Meski demikian, nantinya akan dibutuhkan vaksinasi Covid-19 tahunan untuk mengantisipasi munculnya varian-varian baru SARS-CoV-2.

Bourla juga memprediksi untuk bisa kembali ke kehidupan normal, dunia akan membutuhkan vaksinasi Covid-19 tahunan. Pasalnya varian-varian baru virus akan terus bermunculan dan menyebar ke seluruh dunia

"Kita bisa kembali ke hidup normal,” kata Bourla dalam sebuah wawancara di stasiun televisi ABC, dikutip dari CNBC, Senin (27/9).

Reporter: Rizky Alika