Pemerintah Amerika Serikat (AS) berjanji akan menambah kuota visa bagi pelajar Indonesia yang berencana menuntut ilmu di Negara Paman Sam. AS juga akan memperluas jangkauan program beasiswa ataupun pertukaran pemuda/pelajar AS-Indonesia.
"Mengupayakan pelajar Indonesia agar bisa belajar di AS adalah prioritas utama kami. Dengan senang hati, kami umumkan bahwa kami akan mengeluarkan lebih banyak visa bagi pelajar Indonesia. Kuota visa akan lebih banyak dibandingkan setahun sebelum pandemi,"tutur Dubes AS untuk Indonesia Sung Y. Kim, saat berbincang dengan wartawan, Rabu (29/9).
Namun, Kim tidak menjelaskan secara rinci berapa jumlah visa yang dikeluarkan Kedutaan AS. Sebagai informasi, AS merupakan salah satu tujuan favorit pelajar Indonesia untuk menuntut ilmu.
Warga negara asing harus memilik Visa F1 untuk mengambil gelar sarjana atau pascasarjana. Mereka yang ingin mengambil sekolah non-akademik atau kejuruan harus memiliki Visa M.
AS memiliki sejumlah kampus yang sangat populer di dunia seperti Harvard University, Standford University, Princeton University, hingga Massachusetts Institute of Technology.
Hingga kini, diperkirakan ada lebih dari 9.000 pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di Amerika Serikat.
"Kami juga akan memastikan bahwa pelajar Indonesia memiliki waktu yang cukup untuk sampai di Amerika Serikat dan bisa belajar tepat waktu," tutur tutur diplomat lulusan University of Pennsylvania dan Loyola University tersebut.
Situasi pandemi covid-19 memang menyulitkan bagi Kedutaan Besar AS untuk melakukan beberapa kegiatan terkait pendidikan seperti konseling pendidikan hingga pembelajaran bahasa Inggris.
"Kami akan memperluas jangkauan perekrutan untuk program pertukaran (pelajar/pemuda) karena minat yang sangat besar dari seluruh penjuru Indonesia. Begitu pandemi usai kami akan menyeleksi lagi program mana yang akan kami perluas "katanya.
Salah satu program yang mendapat antusiasme besar adalah Program Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study.
"Jumlah pesertanya naik tiga kali lipat. Tahun ini kami menerima 35.000 pelamar untuk program itu (Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study). Ini adalah sebua rekor,"ujarnya.
Amerika Serikat juga berkomitmen untuk membantu Indonesia dalam program pemberdayaan perempuan, persamaan gender, toleransi, dan keberagaman.
"Kami sudah membuat investasi jangka panjang dengan pemerintah Indonesia untuk program-program tersebut,"katanya.
Di luar sektor pendidikan, pemerintah Amerika Serikat juga berjanji akan meningkatkan nilai perdagangan kedua negara.
Amerika Serikat merupakan pasar terbesar kedua bagi produk ekspor Indonesia setelah Cina. Pada Januri-Agustus 2021 ekspor nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat mencapai US$15,8 miliar, naik 33,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Komoditas andalan ekspor Indonesia adalah furnitur dan produk tekstil.
Kim mengatakan nilai perdagangan Indonesia-AS harusnya jauh lebih tinggi dibandingkan yang tercatat sekarang mengingat kedua negara memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan.