AS Akan Beri Lampu Hijau Booster Kombinasi Merek Vaksin Covid-19

ANTARA FOTO/REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/hp/cf
Dado Ruvic/Illustration Botol kecil dengan label vaksin penyakit virus korona (COVID-19) Pfizer-BioNTech, AstraZeneca, dan Moderna terlihat dalam foto ilustrasi yang diambil Jumat (19/3/2021).
19/10/2021, 14.34 WIB

Direktur asosiasi untuk penelitian klinis Divisi Mikrobiologi dan Penyakit Menular di Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NICD) Dr John Beigel mengatakan, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan. Ini agar publik tidak menarik kesimpulan menyeluruh dari temuan awal.

“Ini adalah bagian penting karena memberi tahu apakah kita bisa menggunakan vaksin secara berbeda serta apa yang terjadi jika kita melakukannya,” kata dia, seperti dikutip dari NBC News, Kamis (14/10).

Beigel mengatakan penelitian ini tidak dirancang untuk mengidentifikasi kombinasi vaksin booster apa yang lebih unggul. Sebaliknya, studi akan memberikan bukti bahwa dosis tambahan dengan kombinasi berbeda aman untuk digunakan.

Adapun, para peneliti mengukur tingkat antibodi dari 458 sukarelawan pada dua minggu dan empat minggu setelah vaksin booster diberikan. Sedangkan suntikan tambahan diberikan 4-6 bulan setelah vaksinasi dosis utama.

Para relawan dipisahkan dalam beberapa grup. Mereka terdiri dari kelompok penerima vaksin booster Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson.

Tingkat antibodi pada orang yang awalnya divaksinasi dengan satu suntikan Johnson & Johnson meningkat lima kali lebih tinggi setelah menerima booster merek yang sama. Sedangkan, relawan kelompok Johnson & Johnson memiliki antibodi yang melonjak 50 kali usai disuntik booster Moderna.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika