Sri Mulyani Sambut Positif Sorotan Masyarakat Atas Utang Pemerintah

Antara/Rivan Awal Lingga
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersiap mengikuti rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/6/2021). Rapat tersebut membahas pagu indikatif Kementerian Keuangan dalam RAPBN 2022. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
24/10/2021, 17.05 WIB

Krisis ketiga sama sekali berbeda dengan sebelumnya. Kali ini goncangan berasal dari penularan virus SARS-CoV-2 yang pertama kali muncul di Wuhan, Cina.

Hal yang membuat berbeda adalah virus ini menyerang kesehatan dan ekonomi sekaligus. Bahkan dampak Covid-19 sama-sama dirasakan negara berkembang dan kaya.

“Yang kena semua balance sheet. Rumah tangga kena, perusahaan kehilangan konsumen, mereka tak bisa membayar cicilan ke bank,” ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Buntutnya, APBN kembali bekerja keras untuk mengatasi Covid-19 dan dampaknya kepada ekonomi. Dana triliunan dikucurkan dalam bentuk bantuan sosial, suntikan kepada UMKM, hingga penundaan pajak untuk korporasi.

Sri mengatakan Covid-19 bisa jadi bukan penyebab terakhir krisis. Dia menjelaskan, potensi goncangan bisa saja terjadi dari perubahan iklim hingga disrupsi teknologi. “Maka perlu keuangan negara yang sehat karena dia harus jadi penyembuh,” katanya.

Halaman: