Abrasi atau erosi pantai merupakan bencana alam yang terjadi karena dua faktor yaitu alami dan aktivitas manusia. Berdasarkan data yang ada di databoks, bencana alam tersebut pernah terjadi sebanyak 22 kali per Agustus 2021.
Meskipun tak sebanyak banjir dan puting beliung, namun bukan berarti pengikisan pantai tidak berbahaya. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari abrasi dan bagaimana cara mencegahnya? Berikut penjelasannya.
Pengertian Abrasi
Pengertian tentang abrasi sudah banyak tercatat di berbagai sumber literasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, abrasi adalah proses pengikisan batuan oleh angin, air, atau es yang mengandung bahan bersifat merusak.
Dalam Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 juga dijelaskan bahwa abrasi merupakan proses pengikiran pesisir pantai yang diakibatkan oleh gelombang dan arus laut yang merusak. Hal tersebut dipicu oleh gangguan keseimbangan alam di daerah tersebut.
Menurut penjelasan dalam Jurnal “MITSU” Media Informasi Teknik Sipil UNIJA 4(1), abrasi pantai merupakan penggerusan yang terjadi di daerah pantai. Penyebabnya karena adanya arus gelombang air laut dalam waktu yang lama dan perilaku manusia yang kurang baik.
Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dalam website resminya juga menjelaskan bahwa abrasi atau abrasion merupakan sebuah pengikisan tanah di daerah pantai yang disebabkan oleh ombak dan air laut.
Dari beberapa sumber literasi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa erosi pantai atau abrasi merupakan pengikisan area pantai yang disebabkan adanya kondisi alam yang tidak menguntungkan dan diperparah dengan aktivitas manusia yang kurang baik.
Penyebab Abrasi
Seperti yang sudah disinggung dalam beberapa pengertian erosi pantai, bencana alam tersebut bisa disebabkan oleh dua hal. Pertama faktor alam dan kedua karena aktivitas manusia. Mengutip dati kkp.go.id, berikut ini penjelasan mengenai penyebab erosi.
1. Faktor Alam
Beberapa faktor alam yang dapat menyebabkan erois pantai antara lain pasang surut air laut, angin di atas lautan, gelombang laut, dan arus laut yang bersifat merusak. Faktor ini tidak dapat dihindari karena sudah memiliki siklus yang pasti. Oleh sebab itu perlu adanya beberapa upaya pencegahan untuk meminimalisir risiko tersebut.
2. Faktor Manusia
Berbeda dengan faktor alami yang sulit dicegah, faktor penyebab abrasi yang satu ini dapat dicegah. Kegiatan manusia yang berbahaya dan mengganggu ekosistem dapat menyebabkan erosi pantai. Kegiatan tersebut misalnya, eksploitasi sumber daya laut, aktivitas kendaraan bermotor, pabrik industri, dan kebakaran hutan yang dapat menyebabkan pemanasan global.
Saat bumi menghasilkan terlalu banyak karbon dioksida maka panas matahari akan dipantulkan kembali ke bumi. Akibatnya, panas terperangkap di atmosfer dan menyebabkan suhu bumi meningkat.
Kenaikan suhu inilah yang menyebabkan es di daerah kutub mencair dan permukaan air laut meningkat. peningkatan volume air laut menyebabkan erosi dan bencana alam lainnya.
Aktivitas manusia lainnya yang bisa menyebabkan erosi pantai yaitu penambangan pasir. Hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kecepatan dan arah air laut saat mengenai daerah pantai. Karena air laut tidak membawa pasir maka kekuatan menghantam pantai semakin besar. Akhirnya, erosi pantai mudah terjadi.
Dalam jurnal Swara Bhumi juga dijelaskan beberapa hal yang dapat menyebabkan abrasi, antara lain:
- Penurunan permukaan tanah.
- Perubahan iklim global.
- Tanaman penghambat laju abrasi jumlahnya sedikit.
- Kerusakan hidrodinamika gelombang.
- Aktivitas ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar pantai seperti pembukaan tambak yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan.
Dampak Abrasi
Dampak yang disebabkan oleh adanya erosi pantai ini sangat beragam. Mengutip dari jurnal Swara Bhumi, berikut ini dampak abrasi di berbagai bidang.
1. Dampak Lingkungan Sosial
Pantai berhubungan langsung dengan kehidupan manusia. Banyak desa dan pemukiman warga yang tinggal di daerah pantai. Ketika pantai mengalami abrasi, maka tak jarang tempat tinggal masyarakat ikut terkena dampaknya.
2. Dampak Ekonomi
Perubahan iklim yang menyebabkan permukaan laut naik turut berdampak di sektor ekonomi. Adanya erosi dapat memberikan dampak yang cukup signifikan terutama bagi nelayan. Area pesisir pantai yang semakin menipis juga berdampak pada penempatan kapal yang biasanya berlabu di pinggir pantai.
3. Dampak Budaya
Masyarakat yang sudah sejak lama tinggai di daerah pesisir pantai seringkali sulit memisahkan diri dengan daerah tersebut. Bagi mereka pantai bukan hanya tempat mencari nafkah dan area tempat tinggal, namun juga sarat akan nilai leluhur.
Masyarakat yang terdampak abrasi terkadang mengalami kebingungan untuk meninggalkan tempat tersebut atau bertahan. Karena tempat tersebut sudah cukup bersejarah baginya, akhirnya membuat masyarakat sulit mengambil keputusan.
Selain dampak di tiga bidang tersebut, menurut penjelasan di kkp.go.id, dampak yang ditimbulkan dari adanya erosi pantai antara lain:
- Penyusutan garis pantai sehingga daratan utama berkurang dan berbahaya bagi masyarakat yang tinggal di daerah tersebut.
- Merusak hutan bakau yang ada di wilayah tersebut.
- Sumber daya ikan dan plasma nutfah menjadi berkurang.
Cara Mencegah Abrasi
Dalam kkp.go.id, juga dijelaskan tentang penanggulangan atau cara mncegah abrasi. Berikut ini penjelasannya.
1. Penanaman pohon bakau
Pohon bakau merupakan tanaman yang akarnya menjulur ke dalam air pantai. Pohon ini biasanya di tanam sejajar dengan garis pantai dan menjadi pembatas antara air dengan daerah berpasir. Akar pohon ini kuat sehingga bisa menahan gelombang dan arus yang mengarah ke bibir pantai. Dengan demikian batuan dan tanah di sekitar pantai tidak hancur.
2. Memelihara terumbu karang
Cara mencegah abrasi selanjutnya yaitu dengan memelihara terumbu karang yang berfungsi untuk memecah gelombang. Apabila ekosistem tersebut terjaga maka erosi dapat dicegah.
3. Melarang penambangan pasir
Aktivitas manusia seperti penambangan pasir menjadi salah satu penyebab abrasi. Maka dari itu, sudah sepatutunya pemerintah melalui regulasi yang ditetapkannya tegas merangan penambangan pasir yang merugikan lingkungan. Hal ini perlu dilakukan agar ketersediaan pasir di laut tetap terjaga, sehingga gelombang air tidak sampai ke garis pantai.
Regulasi Tentang Abrasi
Melansir dari laman kkp.go.id, dijelaskan bahwa pemerintah sudah mengeluarkan berbagai regulasi yang mengatur tentang bencana alam ini. Regulasi tersebut terangkum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun 2010 tentang Mitigasi Bencana di Wilayah Persisir dan Pulau-pulau Kecil. Salah satu pasal dalam peraturan tersebut juga menjelaskan bahwa mitigasi bencana dapat dilakukan dengan sistem fisik maupun non fisik.
Itulah beberapa hal tentang abrasi yang penting untuk diketahui. Hal ini semata-mata agar kita semua lebih peka dan berpartisipasi aktif dalam mencegah terjadinya kerusakan lingkungan khususnya di daerah pantai.