Apa yang terlintas dibenak Anda saat mendengar kata satelit? Mungkin banyak diantara kita yang mengartikan bahwa satelit merupakan benda yang sengaja diciptakan manusia kemudian diletakan di luar angkasa. Definisi tersebut tidak salah, namun arti dari satelit sebenarnya lebih luas dari itu. Untuk lebih jelasnya, yuk simak penjelasan berikut.
Apa Itu Satelit?
Sebelum membahas lebih jauh tentang satelit. Tak ada salahnya jika mengulas terlebih dahulu definisi dari satelit.
Menurut penjelasan Diktat yang dipublikasikan dalam uny.ac.id, satelit berasal dari Bahasa Latin “satelles” yang artinya pelayan. Sedangkan secara istilah satelit adalah benda yang mengelilingi planet dan benda lainnya.
Dalam Jurnal Ilmiah Matematika, satelit merupakan benda angkasa yang bisa memantau area diluar bumi. Satelit yang berada di luar angkasa harus tetap berada di tempat edarnya yang mengelilingi bumi. Tempat tersebut dikenal juga dengan sebutan orbit.
Jenis-Jenis Satelit
Jenis-jenis satelit ternyata sangat beragam. Berdasarkan penjelasan dari baktikominfo.id, satelit terbagi menjadi dua kelompok yaitu satelit alami dan buatan.
1. Satelit alami
Sesuai dengan namanya, satelit ini merupakan benda angkasa yang berasal dari alam. Misalnya bulan sebagai satelit bumi. Sementara itu bumi dan planet lainnya merupakan satelit alami dari matahari.
2. Satelit buatan
Pengertian satelit buatan adalah benda angkasa yang sengaja dibuat manusia dan ditempatkan di tempat orbit dengan menggunakan peluncur. Fungsi satelit buatan ini cukup beragam antara lain untuk komunikasi, mengawasi cuaca, pemetaan, dan lain sebagainya
Berdasarkan fungsinya, satelit buatan terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut daftarnya;
- Satelit cuaca (wather satelitter) berfungsi mengawasi kondisi iklim dan cuaca bumi. Adanya benda ini, kita mengetahui prediksi cuaca.
- Satelit komunikasi (communication satellite) berfungsi sebagai sistem komunikasi jarak jauh. Misalnya untuk layanan telepon dan internet.
- Satelit navigasi (navigation satellite) adalah benda angkasa yang menyediakan posisi geospasial mandiri yang menjangkau seluruh global. Benda luar angkasa ini disebut juga sebagai satelit GPS untuk navigasi laut, udara, dan darat.
- Satelit pengindraan jauh (remote sensing satellite) merupakan benda luar angkasa yang dibuat khusus untuk mengamati bumi dari obit. Tujuannya untuk kegiatan non-militer seperti meteorologi, peta, pengawasan lingkungan, dan lainnya.
- Satelit ilmiah (scientific research satellite) berguna untuk menyediakan data service tanah, radio amatir, informasi meteorologi dan aplikasi riset ilmiah.
- Satelit militer (military satelitte) berguna untuk keperluan militer. Misalnya pengamatan intelijen berdasarkan satelit, navigasi, dan komunikasi militer.
Fungsi Satelit
Bagi kehidupan manusia, benda angkasa tersebut memiliki berbagai fungsi. Berikut ini beberapa fungsi satelit bagi kehidupan di bumi.
- Memberikan cahaya di malam hari.
- Berpengaruh pada keseimbangan air laut.
- Memancarkan sinyal televisi, telepon genggam, dan internet.
- Memancarkan dan menerima sinyal komunikasi.
- Membantu melacak objek dengan baik.
- Mengambil gambar planet dari angkasan.
- Memprediksi cuaca dan iklim.
- Membantu mengetahui keberadaan tata surya.
- Memberikan informasi tentang awan, lautan, daratan, dan lapisan es di permukaan bumi.
- Mengukur gas di atmosfer.
- Menanggapi bencana alam.
Satelit Indonesia
Satelit menjadi bagian penting untuk setiap negara. Persebaran berita dan informasi bergantung dari satelit yang dimiliki. Sebagai negara yang wilayahnya tersebar menjadi berbagai daerah, Indonesia juga sangat membutuhkan satelit untuk berkomunikasi dari satu tempat ke tempat lain.
Berdasarkan data yang dimiliki Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemenkominfo, pada tahun 2019 negara kita memiliki sembilan satelit. Enam satelit merupakan satelit geostationary orbit (GSO) dan tiga lainnya merupakan satelit non GSO.
GSO adalah orbit geosinkron yang tepat di atas ekuator bumi (garis lintang 00) dengan eksentrisitas orbital sama dengan nol. Publikasi hasil Seminar Nasional Kebijakan Penerbangan dan Antariksa III (SINAS KPA-III) 2018 menyebutkan bahwa GSO merupakan orbit yang paling unik. Hal tersebut dikarenakan orbit ini memiliki perputaran mengikuti kecepatan bumi.
Enam satelit yang masuk dalam kelompok satelit GSO sebagai berikut.
- Satelit Merah Putih di slot 180 derajat bujur timur (BT).
- Satelit Indosiar-2 di orbit 108,2 derajat BT.
- Satelit Palapa-D di orbit 113 derajat BT.
- Satelit Telkom -3S di orbit 118 derajat BT.
- Satelit Nusantara Satu di orbit 146 derajat BT.
- Satelit BRISAT di orbit 150,5 derajat BT.
Sementara itu tiga jenis satelit non GSO dioperasikan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Ketiga satelit tersebut antara lain;
- Satelit LAPAN-TUBSAT
- Satelit LAPANSAT
- Satelit LAPAN-A3
Anatara satelit GSO dan non GSO sebenarnya dapat dibedakan berdasarkan kegunaannya. Satelit GSO biasanya digunakan untuk kebutuhan komersial dan mengitari bumi satu kali dalam 24 jam. Satelit ini berada di ketinggian sekitar 36 ribu km.
Sedangkan, satelit non GSO biasanya hanya digunakan untuk penginderaan jarak jauh. Satelit jenis ini biasanya digunakan hanya untuk penelitian atau mata-mata.