Indonesia Berkomitmen Rehabilitasi Hutan dalam Tangani Perubahan Iklim

ANTARAFOTO/Saptono
Sejumlah warga mencari ulat sagu di Hutan Sagu Kampung Yoboi, Distrik Sentani, Jayapura
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
2/11/2021, 18.52 WIB

Presiden Joko Widodo mengadiri pertemuan World Leader Summit COP26 pada Senin (1/11). Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menyampaikan komitmen Indonesia dalam menangani perubahan iklim.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan, salah satu komitmen Indonesia berkomitmen merehabilitasi hutan. "Rehabilitasi akan semakin intensif sampai 2024," kata Siti dalam konferensi pers, Selasa (2/11).

Biasanya, rehabilitasi hutan hanya mencapai 1.500 hektare per tahun. Namun pada 2020, pemerintah bisa merehabilitasi hutan seluas 17 ribu hektare. Kemudian pada tahun ini, rehabilitasi hutan ditargetkan mencapai 33 ribu hektare.

Kemudian, Indonesia akan menggunakan lahan hutan untuk menyerap karbon. Hal ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon hingga 2030. "Dan seterusnya bisa negative emission," ujar dia.

Selanjutnya,  Indonesia mendukung penuh presidensi Britania Raya untuk menekankan pembatasan pemanasan global pada tingkat 1,5 derajat celsius.  Namun,  Jokowi mengatakan Indonesia akan berkomitmen sesuai dengan yang bisa dikerjakan.

Presidensi Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFCCC)  di Glasgow juga mendorong untuk mencapai netral karbon pada pertengahan abad atau tahun 2050. Namun hal tersebut juga tergantung dari kesiapan masing-masing negara.

Indonesia berkomitmen untuk mencapai target net zero emission pada 2060 atau lebih awal. "Kita masuk di 2060, tapi sedapat mungkin bisa ditarik ke depan dengan menghitung angka energi, industri, penanganan limbah dan sampah," ujar dia.

Adapun, poin penting dalam penerapan agenda perubahan iklim dan nationally determined contribution (NDC) adalah keberlanjutan. Menurutnya, negara tidak bisa hanya mematok angka saja, lalu berhenti bekerja.

“Kita terus ikuti, kita terus hitung angkanya, kita terus bergerak mengikuti bagaimana kebijakan itu, bagaimana implementasi lapangannya lalu dia bisa juga jadi lebih cepat,” ujar dia.

Adapun Menteri Luar Negeri Retno L. P. Marsudi mengatakan, Indonesia tidak hanya ingin retorika. "Indonesia memilih kerja sampaikan komitmen," kata Menteri Luar Negeri Retno.

Menurutnya, Indonesia sudah berada dalam jalur yang benar. Bahkan, kepemimpinan Jokowi sudah diakui para pemimpin dunia, terutama pada capaian pada sektor hutan dan penggunaan lahan.

Reporter: Rizky Alika