Presiden Jokowi akhirnya mengajukan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa sebagai calon Panglima TNI. Pengajuan itu setelah melalui proses yang alot di Istana dan para elite politik.
Pada hari ini, Rabu Pon —merupakan hari penanggalan jawa yang khusus bagi Jokowi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengirimkan surat presiden (Surpres) berisi nama calon Panglima TNI dikirimkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Ketua DPR Puan Maharani membacakan isi surat tersebut dalam konferensi pers, Rabu (3/11).
"Presiden hanya mengajukan satu calon untuk mendapatkan persetujuan DPR. Presiden menyampaikan usulan calon atas nama Jenderal TNI Andika Perkasa sebagai calon panglima TNI," kata Puan.
Puan menyampaikan surpres yang diterima akan diproses sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan dan mekanisme yang berlaku. Surat tersebut akan ditindaklanjuti melalui rapat pimpinan oleh Komisi I DPR untuk melakukan pembahasan uji kelayakan terhadap calon yang diajukan oleh Presiden. "Pengganti Panglima TNI merupakan hal yang harus dilakukan melalui mekanisme di DPR, kemudian akan digelar fit and proper test," kata Puan.
Laporan dari Komisi I kemudian akan disampaikan dalam rapat paripurna untuk mendapat persetujuan. Puan menyebut DPR memiliki waktu 20 hari hingga memutuskan persetujuan atau menolak Jenderal Andika sebagai Panglima TNI.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno pun menjelaskan Presiden Jokowi memilih Andika menjelang kepergiannya menuju Roma, Italia, dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20). Ketika itu Andika ikut melepas lawatan Presiden ke Eropa di Bandara Soekarno-Hatta pada Jumat (29/10) lalu.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata.co.id, pemilihan calon Panglima TNI baru pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto yang memasuki masa pensiun pada 8 November nanti, berjalan alot.
Sejak pertengahan tahun ini sebenarnya Jokowi sudah mematut para calon panglima baru untuk menggantikan Hadi. Sejalan dengan giliran rotasi, dua kandidat kuat Panglima TNI adalah Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa.
Awalnya nama Andika sempat menguat sebagai kandidat terkuat. Ini terkait kedekatan menantu mantan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) A.M. Hendropriyono tersebut dengan Jokowi. Andika pernah menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) selama dua tahun pada masa awal Presiden Jokowi tahun 2014.
Namun, sekitar akhir September lalu, Jokowi dikabarkan lebih condong memilih Laksamana Yudo sebagai calon panglima. Hal ini terkait dengan masa pensiun Yudo yang masih dua tahun lagi hingga 2023. Sedangkan Jenderal Andika akan masuk masa pensiun tahun depan. Jadi, penggantian panglima tidak perlu dilakukan lagi tahun depan.
Selain itu, Panglima TNI Marsekal Hadi dikabarkan lebih memilih Laksamana Yudo sebagai penggantinya. "Perkembangan terakhir, KSAL yang dipilih jadi panglima," kata seorang sumber yang mengetahui proses tersebut kepada Katadata.co.id, akhir September lalu. Sedangkan Andika akan diplot menjadi Kepala Badan Intelejen Nasional (BIN) melalui proses perombakan atau reshuffle kabinet dalam waktu dekat ini.
Rencananya, Presiden akan mengajukan surpres calon Panglima TNI tersebut ke DPR sebelum berakhirnya masa sidang parlemen awal Oktober lalu. Namun, rencana itu tertunda karena dorongan kuat sejumlah pihak yang mengusung Jenderal Andika sebagai calon panglima.
Arah angin pun berubah ke Andika. Salah satu sinyalnya, Mensesneg Pratikno menemui Andika di Markas Besar TNI AD pada 11 Oktober lalu. Kala itu, keduanya mengaku membahas soal isu kenegaraan dan pemulihan pandemi.
Selain itu, Pratikno berkunjung untuk melihat ikan arwana di Taman Baru Mabes AD. Ia juga sempat mencoba alat gym di lokasi tersebut. "Pak Menteri Pratikno kan punya tagline 'I'm sixty, I'm sixpack'. Kalah kami yang jauh lebih muda ini," ujar staf Mensesneg, Faldo Maldini.
Sinyal itu menjadi kenyataan dengan isi surpres Jokowi yang mengajukan nama Jenderal Andika sebagai calon Panglima TNI ke DPR hari ini. Seorang sumber Katadata.co.id mengatakan, Jokowi memilih mengakomodasi usulan dan kepentingan berbagai pihak dengan memplot Andika sebagai Panglima TNI hingga masa pensiunnya tahun depan.
Selanjutnya, Andika akan digantikan oleh KSAL Laksamana Yudo Margono. Sumber itu menyatakan, Yudo akan menjabat Panglima TNI hingga masa pensiunnya tahun 2023. “Opsi yang diambil adalah setengah-setengah, untuk Jenderal Andika dan Laksamana Yudo,” katanya.
Informasi ini senada dengan yang disampaikan anggota Komisi I DPR RI Syaifullah Tamliha mengatakan potensi jabatan Panglima TNI bergilir antara Andika dan Yudo. Dia mengatakan Andika yang akan berusia 58 pada tahun depan otomatis hanya menjabat setahun. "Kemudian memasuki masa pensiun dan Pak Yudo akan mendapat kesempatan menjadi Panglima TNI," kata politisi PPP tersebut.