Menkes Sebut Target Baru Vaksinasi dari Jokowi Sulit Tercapai

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal /aww.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (tengah) didampingi Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin (kanan) dan Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Soetta Darmawali Handoko (kiri) memberikan keterangan pers usai melakukan peninjauan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pekerja bandara di Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (24/3/2021).
8/11/2021, 14.58 WIB

Presiden Joko Widodo terus menambah target vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat. Saat ini, Presiden meminta seluruh provinsi sudah menerima suntikan dosis pertama sebesar 60% dari jumlah penduduk pada November ini.

Selain itu, Jokowi minta 70% penduduk di setiap provinsi sudah disuntik dosis kedua pada Desember. Meski demikian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan sasaran terbaru ini cukup berat untuk dicapai "Ini agak berat," kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Jakarta, Kamis (8/11).

Namun ia akan berupaya untuk mecapai target suntikan pertama mencapai 60% penduduk di setiap provinsi. Saat ini, hanya ada 13 provinsi yang sudah mencapai target tersebut.

Beberapa di antaranya ialah vaksinasi dosis pertama di Jakarta mencapai 133,21%, Bali 100,58%, Yogyakarta 94,2%, Kepulauan Riau 91,3%, Bangka Belitung 66,45%, dan Jawa Timur 64,41%.

Sedangkan, provinsi dengan capaian vaksinasi dosis pertama terendah ialah Papua Barat 35,82%, Maluku Utara 36,49%, Sulawesi Tengah 37,05%, Sulawesi Barat 38,4%, dan Riau 40,16%. Oleh sebab itu, pemerintah akan memprioritaskan vaksinasi pada wilayah tersebut.

Percepatan vaksinasi akan dilakukan dengan melibatkan TNI/Polri, kementerian/lembaga, tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Pemerintah akan meminta dukungan sektor swasta dan LSM untuk menyisir vaksinasi di daerah sulit.

Budi pun memprediksi, pemerintah akan mencapai 300 juta dosis suntikan vaksin Covid-19 pada Desember. Secara rinci, vaksinasi dosis pertama diperkirakan mencapai 168,56 juta dosis atau 80,9% dari total populasi Indonesia. Sedangkan, vaksinasi dosis kedua mencapai 124 juta dosis atau 60% penduduk.

Sebelumnya Kemenkes mengakui ada temuan vaksin virus corona Covid-19 kedaluwarsa di sejumlah daerah Indonesia. Juru bicara vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan,munculnya vaksin kedaluwarsa  lantaran ada masalah dalam strategi pengelolaan dan kecepatan penyuntikkannya kepada masyarakat.

"Kami mendapatkan laporan dari beberapa daerah, seperti Kudus dan Yogyakarta. Ada yang sudah kedaluwarsa, ada yang mendekati kedaluwarsa,' kata Nadia di Jakarta dikutip dari Antara, Minggu (7/11).

Reporter: Rizky Alika