Seorang penulis dapat menyampaikan narasi melalui berbagai bentuk gaya bahasa, salah satunya majas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain. Majas disebut juga kiasan.
Definisi majas adalah gaya bahasa yang dapat berupa kiasan, ibarat, atau perumpamaan yang bertujuan untuk mempercantik makna dan pesan sebuah kalimat.
Menurut Dr. H. G. Tarigan, majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Dalam penggunaannya, majas diciptakan untuk menimbulkan kesan imajinatif bagi penyimak atau pembicaranya.
Menurut Goris Keraf, sebuah majas dikatakan baik bila mengandung tiga dasar, yaitu kejujuran, sopan santun, dan menarik.
Jenis-Jenis Majas
Jenis-jenis majas dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi empat, yaitu majas majas perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran, dan majas penegasan.
Majas Perbandingan
Menurut buku Panduan Terlengkap PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia), majas perbandingan dibagi menjadi
1. Majas Simile
Majas simile menggambarkan perbandingan dua hal yang sebenarnya berbeda, tetapi dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata-kata tertentu, contohnya “bagai”, “laksana”, “bagaikan”, “seperti”, “layaknya”, “bak”, “seumpama”, “ibarat”, dan “umpama”.
Contoh majas simile:
- “Bagai pungguk merindukan bulan.” Artinya, mengharapkan yang tak mungkin.
- “Semangatnya keras bagaikan baja.”
- “Ibarat ayam tiada mengais tiada makan.” Artinya, setiap orang jika tak berusaha keras mencari nafkah akan mati kelaparan.
2. Majas Metafora
Majas metafora merupakan majas yang melukiskan sesuatu dengan perbandingan analogis langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau hampir sama.
Contoh majas metafora:
- “Raja hutan telah siap menerkam.” Istilah “raja hutan” digunakan sebagai perbandingan dengan singa.
- “Dewi malam telah keluar dari balik awan.” Penggunaan “dewi malam” dimaksudkan untuk melambangkan bulan.
- Bunga bangsa (pemuda).
- Raja siang (matahari).
3. Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah majas yang memperlakukan benda atau binatang seolah-olah bisa berperilaku seperti manusia. Majas personifikasi digunakan melukiskan sesuatu benda dengan memberikan sifat-sifat manusia kepada benda-benda mati sehingga seolah-olah hidup.
Contoh majas personifikasi:
- Angin membelai rambutnya yang tergerai.
- Awan-awan berlari di puncak langit.
- Hujan kembali menari-nari di halaman rumahku.
- Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
4. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah ungkapan atau kiasan yang dibesar-besarkan atau dilebih-lebihkan dengan maksud memperoleh efek tertentu, bukan sebenarnya.
Contoh majas hiperbola:
- Air matanya mengalir deras ketika beradu pandang dengan Ayah kandung yang telah sepuluh tahun meninggalkannya.
- Tugas sekolah ini benar-benar membuatku harus memeras otak.
- Ayah memeras keringat untuk menghidupi keluarganya.
- Kami tidak tega karena tangisnya sungguh menyayat hati.
- Teriakan kekecewaannya membelah angkasa.
5. Majas Litotes
Majas litotes adalah majas yang digunakan untuk melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan guna memperkecil atau memperhalus keadaan. Majas ini berlawanan dengan kenyataan yang sebenarnya. Tujuannya untuk merendahkan diri, padahal maksudnya tinggi. Majas litotes disebut juga hiperbola negatif.
Contoh majas litotes.
- Terimalah bingkisanku yang tidak berarti ini.
- Sudilah mampir ke gubuk kami.
- Hanya air yang bisa kami suguhkan kepada kalian.
- Janganlah Anda bertanya pada orang bodoh seperti kami.
6. Majas Asosiasi
Majas asosiasi merupakan gaya bahasa yang membandingkan dua benda dengan menggunakan kata pembanding seperti “bak”, “laksana”, dan “bagai”. Majas ini digunakan membandingkan sesuatu dengan keadaan lain karena persamaan sifat.
Majas asosiasi hampir sama dengan majas simile.
- Wajahnya bagai pinang dibelah dua.
- Semangatnya keras bagai baja.
- Bagai laksana tak bertuan.
7. Majas Metonimia
Majas metonimia adalah majas untuk mengemukakan sesuatu dengan menggantikan sifat, nama, atau sesuatu yang merupakan ciri khas dari benda-benda tersebut.
Contoh majas metonimia:
- Saya pergi naik Garuda.
- Biasanya Ayah membawa Aqua sebagai bekal saat olahraga pagi.
- Umar pergi ke Bogor memakai Honda.
- Kami ke rumah nenek naik Kijang.
8. Majas Eufimisme
Majas eufimisme adalah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar, merugikan, atau tidak menyenangkan. Majas ini digunakan untuk mengubah atau menggantikan kata yang dipandang kurang pantas dan kasar dengan kata yang lebih pantas.
- Tunanetra itu berjalan beriringan.
- Pramusaji itu sangat ramah.
9. Majas Sinekdoke
Majas sinekdoke adalah majas untuk menyatakan sesuatu dengan menyebutkan bagian-bagianya saja, atau sebaliknya. Majas sinekdoke dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Totem pro parte (menyebutkan nama keseluruhan sebagai pengganti nama bagiannya). “Kabupaten Demak mampu mengalahkan Kabupaten Grobogan dalam turnamen catur tingkat kabupaten kemarin malam.” Penggunaan nama kabupaten menggantikan nama orang yang berkompetisi dalam pertandingan.
- Pars pro toto (menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya). Contohnya, "Sejak tadi pagi, Hidayat belum terlihat batang hidungnya di sekolah." Maksudnya, batang hidung digunakan untuk mengganti badan Hidayat.
Majas Pertentangan
Majas pertentangan adalah majas yang melukiskan segala sesuatu dengan cara mempertentangkan antara hal yang satu dengan hal yang lainnya. Beberapa macam majas pertentangan dijelaskan sebagai berikut.
1. Majas Paradoks
Majas paradoks adalah majas yang mengungkapkan dua hal yang berlawanan meski keduanya benar pada kenyataannya. Contohnya, “Walau berada di ruangan yang dipenuhi orang, aku merasa kesepian.”
2. Majas Kontradiksi Interminus
Majas Kontradiksi Interminus adalah gaya bahasa yang berisi pernyataan yang sifatnya menyangkal hal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya. Contohnya, “Jika malam tidak terdengar suara apa pun, kecuali suara jangkrik.”
3. Majas Anakronisme
Majas anakronisme adalah jenis majas pertentangan yang menyatakan sesuatu pada masa lampau, tetapi tampak ada yang bertentangan. Contohnya, “Sangkuriang melirik jam tangan Rolex-nya dan bersiap-siap pergi ke Bandara.”
4. Majas Antitesis
Majas antitesis adalah majas yang menggunakan kata-kata yang memiliki arti bertentangan satu dengan yang lainnya. Contohnya, “Dari tua-muda, pria-wanita, semuanya datang ke pesta rakyat ini.”
5. Majas Oksimoron
Majas oksimoron adalah majas yang di dalam satu frasa itu terdapat sebuah paradoks. Contohnya, “Reuni itu dipenuhi dengan isak tangis bahagia.”
Majas Sindiran
Majas sindiran adalah majas atau gaya bahasa yang mengungkapkan sebuah sindiran terhadap seseorang atau sesuatu. Majas ini digunakan untuk membuat kesan tertentu bagi orang yang mendengarnya.
1. Majas Ironi
Majas ironi adalah majas sindiran yang menyatakan sebaliknya dari apa yang sebenarnya dengan maksud untuk menyindir orang. Contohnya, “Indah benar rapormu dihiasi dengan warna merah.”
2. Majas Sinisme
Majas sinisme digunakan untuk mengungkapkan dengan kata sindiran secara kasar dan bertujuan untuk mengkritik atau mencemooh sesuatu. Contohnya, “Tak berkata pun aku sudah bosan mendengarkan ocehanmu.”
3. Majas Sarkasme
Majas sarkasme adalah gaya sindiran yang langsung menyindir dengan menggunakan ejekan atau sindiran dengan menggunakan kata-kata yang kasar. Contohnya, “Tuli ya kamu, dipanggil dari tadi tidak mendengar.”
Majas Penegasan
Majas penegasan adalah majas atau gaya bahasa yang menggunakan pilihan kata atau diksi yang bermakna untuk menegaskan sesuatu hal yang ingin disampaikan. Macam-macam majas penegasan dijelaskan sebagai berikut.
1. Majas Klimaks
Majas klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan urutan kata yang makin lama makin memuncak pengertiannya. Contohnya, “Semua anak-anak, remaja, dewasa, orang tua dan kakek.”
2. Majas Antiklimaks
Majas antiklimaks adalah majas yang menyatakan sesuatu hal berturut-turut yang makin lama makin menurun. Contoh, “Para bupati, para camat, dan para kepala desa.”
3. Majas Pleonasme
Majas pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud untuk menegaskan arti, meski sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi. Contohnya, “Kucing itu naik ke atas meja.”
4. Majas Repetisi
Majas repetisi adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata atau beberapa kata berulang kali. Contohnya, “Cinta adalah misteri. Cinta adalah kesetiaan. Cinta adalah kerinduan. Cinta adalah pengorbanan.”
Demikian pembahasan tentang majas beserta jenis dan contohnya.