Pengertian Essay, Ciri-Ciri, Struktur, Jenis, dan Kaidah Kebahasaannya

Unsplash/Christin Hume
Ilustrasi menulis esai
Editor: Safrezi
27/1/2022, 14.30 WIB

Esai atau essay adalah teks nonfiksi yang ditulis dengan menggunakan data dan fakta yang valid. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya.

Dr. Aninditya Sri Nugraheni, M.Pd. dalam buku Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berbasis Pembelajaran Aktif menjelaskan bahwa kata “esai'' berasal dari bahasa Prancis essay yang berarti mencoba atau berusaha. Esai adalah suatu upaya mengomunikasikan informasi, opini atau perasaan dan biasanya menyajikan argumen tentang suatu topik.

Isi esai dapat berupa tanggapan, komentar, atau renungan tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, buku, drama, film, dan lain-lain.

Ciri-ciri Esai

Bersumber dari modul Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berikut ciri-ciri esai.

  • Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan bahasa dan ungkapan figur.
  • Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
  • Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
  • Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis.
  • Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh, namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari pendahuluan, pengembangan sampai ke pengakhiran.
  • Mempunyai nada pribadi atau bersifat individu, yang membedakan esai dengan jenis karya sastra adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan kepada pembaca.

Struktur Esai

Struktur esai terdiri dari:

  • Bagian pendahuluan. Sebuah esai berisikan identifikasi topik yang akan diangkat, dengan memberikan latar belakang berupa penggambaran situasi atau kondisi terkini terkait topik tersebut.
  • Bagian inti. Bagian ini merupakan bagian pengembangan ide yang dimuat dalam thesis statement.
  • Kesimpulan. Bagian tempat penulis melakukan penguatan terhadap topik yang telah dinyatakan pada thesis statement dan telah dibahas pada bagian inti esai.

Jenis Esai Berdasarkan Bentuknya

Berdasarkan buku Bahasa Indonesia 3, terdapat dua jenis esai berdasarkan bentuknya, yaitu:

  • Esai formal (formal essay) adalah esai yang disusun sesuai dengan aturan penulisan wacana konvensional yang lengkap, runtut, dan sistematis (pembukaan, isi, penutup).
  • Esai informal (informal essay) adalah esai yang disusun secara tidak konvensional. Penulis tidak mengutamakan kelengkapan dan keruntutan materi sajian, tetapi lebih mengutamakan ekspresi (pengungkapan) kesan terhadap peristiwa atau permasalahan.

Jenis Esai Berdasarkan Tujuannya

Dalam buku Essay is Easy dijelaskan bahwa terdapat empat jenis esai berdasarkan tujuannya, yaitu:

1. Esai Naratif (Narrative Essay)

Esai naratif adalah esai yang bertujuan untuk menceritakan suatu peristiwa yang terjadi. Peristiwa tersebut dapat berupa pengalaman pribadi penulis atau orang lain. Dalam penulisan esai naratif dibutuhkan kemampuan penulis untuk melibatkan pembaca dengan menyampaikan cerita yang jelas.

Salah satu ciri esai naratif adalah penggunaan sudut pandang orang pertama, seperti “saya” dan “aku”. Esai naratif juga dapat digunakan sebagai ungkapan pendapat pribadi penulis.

2. Esai Deskriptif (Descriptive Essay)

Esai deskriptif adalah esai yang bertujuan untuk mendeskripsikan sesuatu berupa benda, orang, tempat, atau ingatan. Esai ini menekankan pada makna yang lebih dalam melalui suatu deskripsi. Esai deskriptif bertujuan untuk menunjukkan sesuatu melalui penggambaran yang detail oleh penulis.

3. Esai Ekspositori (Expository Essay)

Esai ekspositori adalah esai yang menyajikan analisis seimbang dari suatu topik. Dalam penulisannya, esai ekspositori berisi suatu topik dengan fakta, data, dan contoh. Isi esai ini dapat membahas perbandingan dan kontras, sebab dan akibat, serta suatu prosedur atau proses.

Penggunaan fakta dan data dalam esai ekspositori bukan berdasarkan perasaan pribadi dari penulis, sehingga penulis tidak mengungkapkan emosi mereka atau menulis tidak menggunakan sudut pandang orang pertama.

4. Esai Persuasif (Persuasive Essay)

Esai persuasif adalah esai yang bertujuan untuk meyakinkan para pembaca terhadap gagasan yang disampaikan oleh penulis yang didukung dengan penyajian fakta dan data. Penulisan esai ini membutuhkan fakta, logika, contoh, pendapat ahli, dan penalaran yang masuk akal.

Penulis harus mampu mempresentasikan semua sisi argumen (setuju, netral, tidak setuju) serta menyampaikan dengan jelas dan tanpa keraguan mengapa posisi tertentu itu benar.

Kaidah Kebahasaan Esai

Sebagaimana dikutip dari buku Filosofi, Teori, dan Konsep Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Dasar, ada beberapa kaidah kebahasaan esai yang perlu diketahui sebagai berikut.

1. Kata Baku

Kata-kata yang digunakan dalam esai hendaknya menggunakan kata baku yakni sesuai standar atau kaidah kebahasaan yang dibakukan. Kaidah tersebut meliputi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), tata bahasa baku, dan kamus umum bahasa Indonesia.

2. Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah penulisan, susunannya jelas dan tidak bermakna ganda. Ciri-ciri kalimat efektif adalah:

  • Memiliki subjek dan predikat.
  • Tidak terdapat pengulangan kata.
  • Tidak ambigu (bermakna ganda atau tidak jelas).
  • Tidak bertele-tele.

Dalam penyusunan esai hendaknya menggunakan kalimat efektif dengan syarat sebagai berikut:

  • Kelengkapan. Kalimat harus memiliki unsur subjek dan predikat. Adapun unsur kalimat yang lengkap mencakup subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
  • Kelogisan. Kalimat yang disusun harus masuk akal dan dapat dicerna logika tanpa menimbulkan kesulitan untuk memahaminya.
  • Kesepadanan. Predikat-predikat yang digunakan dalam kalimat harus sepadan. Misalnya, jika predikat pertama menggunakan predikat aktif maka predikat kedua juga harus menggunakan predikat aktif, tidak boleh berlawanan.
  • Kesatuan. Gagasan yang disusun dalam esai tidak boleh bertumpuk dalam satu kalimat karena dapat mengaburkan kejelasan informasi yang diungkapkan.
  • Kehematan. Esai ditulis menggunakan kata-kata yang hemat hendaknya menghilangkan bagian yang tidak diperlukan, menjauhkan penggunaan kata depan “dari”, “dengan”, dan daripada. Hindari pemakaian kata yang tidak perlu dan penggunaan hipernim dan hiponim secara bersama-sama.
  • Logis. Terdapat kohesi dan koherensi antara struktur pembentuk esai, memperhatikan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), tepat struktur fungsinya, sistematis, dan tidak ada pemborosan kata.

3. Makna Lugas

Makna lugas atau denotatif adalah makna yang sesuai dengan konsep asalnya dalam hal ini disebut juga makna asal atau makna sebenarnya seperti yang tertuang dalam kamus.