Himpunan Dokter Dukung Vaksin Booster, Vaksin Primer Perlu Dipercepat

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Sejumlah warga melakukan registrasi saat akan menerima suntikan vaksin booster di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (26/1/2022). Vaksin Booster yang disediakan adalah vaksin jenis Pfizer, berlaku bagi peserta yang sudah vaksin lengkap hingga dosis ke-2 dengan jenis vaksin Sinovac atau AstraZeneca, telah menerima tiket vaksin ke-3 pada aplikasi PeduliLindungi, dan berusia 18 tahun ke atas.
29/1/2022, 09.00 WIB

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) atau Indonesian Society of Internal Medicine  menegaskan dukungannya terhadap program vaksinasi booster. Salah satunya, dengan mengeluarkan rekomendasi penyelenggaraan program pemberian vaksin booster Covid-19 oleh pemerintah.

Rekomendasi itu disampaikan dalam surat terbuka kepada Direktur P2PTM Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Kepala Sub Dinas Unit (Kasubdit) lmunisasi Kementerian Kesehatan RI, serta seluruh PAPDI Cabang dan seluruh Perhimpunan Seminat dalam Lingkup PAPDI. Ketua Umum PAPDI, Sally A. Nasution menyatakan PAPDI mendukung pemberian vaksin booster Covid-19.

Meski demikian, Ketua Badan Khusus Satgas lmunisasi Dewasa PAPDI, Samsuridjal Djauzi juga menegaskan pentingnya vaksin primer. “Cakupan vaksin primer harus terus ditingkatkan sesuai dengan pencapaian yang diharapkan terutama bagi kelompok usia lanjut, komorbid, anak-anak dan ibu hamil.”

PAPDI juga mengajak masyarakat tidak perlu ragu dan takut dalam menjalani vaksinasi booster sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pemerintah, dan menghimbau kepada masyarakat yang mengalami efek samping untuk segera melapor ke nomor telepon yang telah disiapkan atau fasilitas Iayanan kesehatan masyarakat terdekat.

“Bersama protokol Kesehatan, vaksinasi Covid-19 berperan penting dalam mengendalikan pandemi Covid ini. Meski demikian, keberhasilan program vaksinasi akan sangat tergantung pada banyak sektor untuk mengatasi hambatan yang ada, salah satunya mengatasi kesalahan informasi vaksin.

“Keberhasilan program vaksinasi dan perjalanan menuju berakhirnya pandemic ini bisa berhasil apabila masyarakat dan semua sektor saling bekerjasama,” kata Sally.

PAPDI juga meminta semua bidang dan sektor yang terlibat dalam program vaksinasi Covid juga turut memantau efektifitas dan keamanan vaksin booster.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyebutkan bahwa hingga Sabtu (15/1) sebanyak 1.338.222 penduduk Indonesia telah mendapatkan vaksinasi penguat dosis ketiga alias vaksin booster. Pemberian vaksin dosis ketiga tersebut bertambah 2.180 dibandingkan hari sebelumnya. Sementara yang mendapatkan vaksinasi dosis kedua sebanyak 119.424.581 penduduk atau bertambah 472.567.

Penduduk yang mendapatkan vaksinasi dosis pertama sebanyak 175.645.471 atau bertambah 1.353.886 penduduk. Target sasaran vaksinasi sebanyak 208.265.720 jiwa. Sebelumnya, epidemiolog dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono menyarankan agar pemberian vaksin booster menggunakan jenis vaksin berbeda dengan vaksin primer.

"Secara teori untuk dosis ketiga (penguat) apa saja boleh, tapi dalam penelitian yang homolog (sejenis) tidak disarankan," ujar Tri Yunis seperti dikutip Antara.

Ia memaparkan, jika seseorang telah mendapatkan vaksin primer (dosis pertama dan kedua) menggunakan Sinovac maka vaksin booster disarankan menggunakan jenis vaksin berbeda.

Adapun, daerah yang bisa melakukan vaksin booster selain kelompok prioritas ialah kabupaten/kota yang sudah mencapai target vaksinasi dosis pertama 70 % kepada masyarakat dan vaksinasi dosis pertama 60% kepada lansia.

Data Kementerian Kesehatan pada 10 Januari mencatat, ada 273 kabupaten/kota yang sudah memenuhi target tersebut. Ia mencatat, ada 14 kabupaten/kota di Aceh yang sudah memenuhi target tersebut. Kemudian, seluruh kabupaten/kota di DKI Jakarta sudah melebih target vaksinasi itu.