Sekularisme Adalah Ideologi, Berikut Pengertian Lengkapnya

Pixabay
Sosok Mustafa Kemal Attaurk sang pembawa ideologi sekularisme di Turki
Editor: Safrezi
3/2/2022, 07.34 WIB

Sejarah Sekularisme

Secara akar sejarah, keberadaan konsep sekularisme memiliki kaitan erat dengan sejarah Kristen di dunia Barat. Di Barat pada abad modern telah terjadi proses pemisahan antara hal-hal yang menyangkut masalah agama dan nonagama (bidang sekuler) yang diawali dengan ketidakserasian antara hasil penemuan sains atau ilmu pengetahuan di satu pihak dan dogma Kristen di pihak lain.

Adapun dalam dunia keilmuan islam, kata sekuler atau sekularisme dibawa oleh Zia Gokalp (1875-1924), sosiolog terkemuka dan politikus nasionalis Turki. Dalam rangka pemisahan antara kekuasaan spiritual khalifah dan kekuasaan duniawi sultan di Turki Usmani (Kerajaan Ottoman) pada masa itu. Ia mengemukakan perlunya pemisahan antara diyanet (masalah ibadah serta keyakinan) dan muamalah (hubungan sosial manusia).

Prinsip Dasar Sekularisme

Dilansir dari buku Satu Satu Islam, Ragam Epistemologi oleh Dr. Aksin Wijaya, bahwa prinsip dasar dari sekularsime adalah pernyataan akan kepercayaan mutlak akan kemampuan manusia untuk menyelesakan masalah kehidupan duniawinya.

Selain itu, prinsip dasar sekularisme adalah rujukan pada aktivitas dan penentuan manusia, terutamanya yang politis, harus didasarkan pada apa yang dianggap sebagai bukti konkret dan fakta, serta bukan berdasarkan pengaruh keagamaan.

Selain itu, manusia dituntut mengandalkan rasionya, sehingga rasionalisme merupakan implikasi lain dari sekularisme. Rasionalisme adalah suatu paham yang mengakui kemutlakan rasio.

Dalam konsep sekularisme, keberadaan Tuhan disingkirkan, karena rasionalisme adalah bagian dari sekularisme, dan rasionalisme mengarah pada penyingkiran peran Tuhan, maka puncak sekularisme adalah ateisme. Hal inilah yang membuat sekularisme juga disebut paham tidak bertuhan.

Prinsip dasar sekularisme juga pernah dijabarkan oleh Syed Muhamammad Naquib Al-Attas, bahwa sekularisme adalah suatu ideologi atau paham yang menidakkeramatkan (desakralisasi) alam dan politik. Ia menjelaskan bahwa Islam tidaklah sama dengan Kristen. Karena itu, sekularisasi yang terjadi pada masyarakat Kristen Barat tidaklah sama dengan apa yang terjadi pada masyarakat Muslim.

Akan tetapi, Naquib mengingatkan bahwa manusia sebagai makhluk berakal harus melihat sekularisasi tidak hanya terbatas pada dunia Barat. Pengalaman mereka atas hal itu dan sikap mereka terhadapnya sangat berguna untuk dipelajari kaum Muslim di seluruh dunia.

Halaman: