Tahukah kamu kalau buah salak dapat digunakan untuk menghantarkan arus listrik? Seorang guru SMP Negeri 2 Wanadadi, Jawa Tengah pernah melakukan percobaan dengan mencelupkan seng dan tembaga ke dalam jus salak dan menghubungkannya ke kalkulator dengan bantuan kabel. Percobaan tersebut menunjukan jus salak mampu menghidupkan kalkulator.
Hasil percobaan tersebut menunjukan kalau buah salak mengandung senyawa elektrolit. Lantas, apa yang dimaksud dengan elektrolit? Bagaimana cara senyawa tersebut menghantarkan arus listrik?
Elektrolit dan Nonelektrolit
Berdasarkan sifat daya hantar listriknya, larutan dibedakan menjadi dua, yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Mengutip buku Kimia oleh Anis Dyah Rufaida dan Erna Tri Wulandari, larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Larutan elektrolit dibedakan menjadi dua, yaitu yaitu larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Larutan elektrolit kuat dapat menghantarkan arus listrik dengan baik sehingga dapat menyalakan lampu dengan terang dan menimbulkan banyak gelembung gas.
Elektrolit kuat dalam air akan terionisasi sempurna dengan derajat ionisasi (α) = 1.
α = Jumlah mol zat yang terionisasi / Jumlah mol zat mula-mula
Kelompok larutan elektrolit kuat terdiri atas larutan-larutan asam kuat, basa kuat, dan garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat.
Larutan elektrolit lemah menghantarkan arus listrik dengan lemah sehingga tidak dapat menyalakan lampu atau hanya menyalakan lampu dengan redup dan menimbulkan sedikit gelembung gas. Larutan ini dalam air terionisasi sebagian menghasilkan spesi-spesinya, yaitu kation, anion, dan sebagian molekul penyusunnya. Derajat ionisasi elektrolit lemah terdiri atas larutan asam lemah dan basa lemah.
Lain hal dengan larutan nonelektrolit. Larutan ini tidak dapat menghantarkan arus listrik sehingga tidak dapat menyalakan lampu dan tidak menimbulkan gelembung gas. Larutan nonelektrolit tidak dapat terionisasi dalam air (α = 0).
Cara Larutan Elektrolit Menghantarkan Listrik
Pada 1887, ilmuwan Swedia Svante August Arrhenius menjelaskan peristiwa hantaran arus listrik lewat larutan dengan teori ion. Dia berpendapat bahwa zat-zat elektrolit akan terurai menjadi ion-ion (terionisasi) jika dilarutkan dalam air. Ion tersebut bergerak bebas dalam larutan sehingga dapat menghantarkan listrik.
Persamaan reaksi ionisasi sempurna zat elektrolit kuat ditandai dengan satu arah panah ke kanan. Semakin banyak ion dalam larutan, semakin kuat daya hantar listriknya. Jumlah ion positif yang dihasilkan dari proses ionisasi sama dengan jumlah ion negatifnya sehingga larutan bermuatan netral, misal HCI.
Asam klorida (HCI) jika dilarutkan dalam air akan terionisasi sempurna menjadi ion H+ dan ion CI- menurut reaksi berikut.
HCI (aq) -> H+(aq) + CI-(aq)
Zat-zat elektrolit lemah hanya terionisasi sebagian saat dilarutkan dalam air. Ion-ion terbentuk dalam larutan hanya sedikit, sedangkan sebagian yang lain masih dalam bentuk molekul. Sedikitnya jumlah ion yang terbentuk ini mengakibatkan daya hantar listriknya lemah. Persamaan reaksi ionisasi sebagian pada elektrolit lemah ditandai dengan dua arah panah bolak-balik.
Jenis Elektrolit Berdasarkan Ikatannya
Zat elektrolit adalah zat yang dapat mengalami ionisasi jika dilarutkan dalam air. Berdasarkan ikatannya, zat elektrolit dibedakan menjadi senyawa ion dan senyawa kovalen polar. Senyawa kovalen nonpolar tidak termasuk zat elektrolit karena tidak dapat terionisasi meskipun dilarutkan dalam air.
1. Senyawa Ion
Senyawa ion merupakan senyawa yang memiliki ikatan ion. Ikatan tersebut terbentuk oleh atom logam dan nonlogam.
Dalam bentuk padatan, senyawa ion memiliki susunan mampat dan rapat sehingga ion-ionnya tidak dapat bergerak bebas. Dengan demikian, padatan senyawa ion tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Senyawa ion dapat menghantarkan arus listrik jika dilelehkan atau dilarutkan dalam air. Hal ini dapat terjadi karena dalam bentuk lelehan atau larutan, ion-ionnya dapat bergerak bebas.
2. Senyawa Kovalen Polar
Senyawa kovalen polar terbagi atas senyawa kovalen polar dan senyawa kovalen nonpolar. Senyawa kovalen polar memiliki perbedaan keelektronegatifan antara atom yang besar sehingga memiliki gaya tarik-menarik yang dapat memutuskan ikatan-ikatan dalam molekul. Oleh karena itu, ikatan kovalen polar lebih mudah putus daripada ikatan kovalen nonpolar.
Senyawa-senyawa kovalen polar memiliki bentuk tidak simetris atau bukan diatomik, misal HBr, HCI, dan Hi.
Senyawa kovalen polar murni, tanpa dilarutkan dalam air, tidak dapat menghantarkan arus listrik karena molekul-molekulnya tidak mengandung ion-ion. Saat senyawa kovalen polar dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion-ion penyusunnya yang dapat bergerak bebas.
Akibatnya, senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik. meskipun demikian, tidak semua senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik.