Kasus Covid-19 Jakarta Menurun, Puncak Omicron Disebut Sudah Berlalu

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Suasana area pedestrian di wilayah perkantoran Kuningan, Jakarta, Rabu (2/2/2022).
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
14/2/2022, 15.29 WIB

Kasus Covid-19 di DKI Jakarta selama beberapa hari terakhir berfluktuasi naik dan turun. Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Windhu Purnomo memperkirakan Jakarta sudah melewati puncak kasus Omicron.

"Puncak gelombang kali ini di Jakarta sudah lewat sekitar tiga hari yang lalu dan sekarang trennya mulai turun," kata Windhu saat dihubungi Katadata.co.id, Senin (14/2).

Berdasarkan data pemantauan Covid-19 DKI Jakarta, hingga saat ini angka positif harian tertinggi terjadi pada 6 Februari sebanyak 15.825 kasus. Setelah itu angka positif harian naik dan turun di bawah kasus pada 6 Februari.

Pada 7 Februari, angka positif harian 12.682 kasus, kemudian 10.817 (8 Februari), 14.353 (9 Februari), 10.707 (11 Februari), 12.417 (12 Februari) dan 10.172 (13 Februari). Adapun saat puncak varian Delta di Jakarta angka positif harian mencapai 14.619 kasus pada 12 Juli 2021.

Windhu mengatakan penting untuk mengamati konsistensi penurunan kasus Covid-19 di ibu kota. Apabila masyarakat abai terhadap protokol kesehatan, kasus Omicron di Jakarta dapat kembali melonjak secara fluktuatif.

Adapun kasus Omicron secara nasional menunjukan tanda mendekati puncak. "Tapi masih harus diobservasi dulu beberapa hari ini," ujar dia.

Ia berharap, wilayah lain dapat mengikuti kondisi di Jakarta yang telah melewati puncak kasus. Dia menilai Jawa Timur telah menunjukan tanda mendekati puncak kasus Omicron yang tercermin dari positivity rate.

Berdasarkan observasi di berbagai negara seperti Afrika Selatan, Inggris, Amerika Serikat, dan India, Omicron memiliki karakteristik penularan yang cepat dengan durasi antara 30 sampai 65 hari. Oleh karena itu, kasus Omicron di Tanah Air diperkirakan mencapai puncak paling lama sekitar 60 hari. "Bisa lebih cepat, seperti Jakarta yang sekitar 50 hari," ujar dia.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan memperkirakan puncak kasus Omicron akan terjadi pada akhir Februari atau awal Maret 2022. "Trennya akan meningkat. Kami prediksi di akhir Februari atau awal Maret 2022 ini merupakan puncak kasus Omicron," kata Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers daring, Kamis (10/2).

Ia memperkirakan, puncak kasus Omicron bisa tiga kali hingga enam kali lipat lebih tinggi dari Delta. Adapun, saat puncak Delta, angka positif harian nasional mencapai 56 ribu kasus pada Juli 2021.

Pemerintah memperkirakan peningkatan kasus varian Omicron tak akan membuat angka perawatan di rumah sakit ikut melonjak.

Infografik_vaksinasi kurangi risiko terburuk omicron (Katadata/ Pretty Juliasari)
Reporter: Rizky Alika