Ahli Kesehatan Menilai Indonesia Belum Siap Berdamai dengan Covid-19

ANTARA FOTO/Basri Marzuki/hp.
Warga menunggui keluarganya yang sedang dirawat akibat COVID-19 di tenda darurat yang didirikan di Rumah Sakit Undata, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (23/2/2022).
Penulis: Rizky Alika
23/2/2022, 21.04 WIB

Sejumlah negara telah mencabut pembatasan sosial pandemi serta berdamai dengan Covid-19. Namun, ahli menilai Indonesia belum bisa berdamai dengan virus corona hingga mencabut status pandemi.

"Kalau akhirnya abai, longgar, akan memundurkan upaya pemulihan dan menimbulkan korban," kata Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman saat dihubungi Katadata, Rabu (23/2).

Menurutnya, sejumlah negara yang mencabut pembatasan sosial mengalami peningkatan kematian pasien Covid-19, salah satunya Skandinavia. Selain itu, sejumlah negara yang telah melonggarkan pembatasan justru kembali melakukan pengetatan.

Untuk itu, kondisi di sejumlah negara patut jadi pelajaran bagi Indonesia. Sebab, pelonggaran dilakukan saat negara belum siap. "Apalagi Indonesia yang kemampuan deteksi kasusnya belum seperti negara lain," ujar dia.

Dicky berharap, pemerintah dapat berkomitmen untuk mendorong penerapan protokol kesehatan pada masyarakat. Dengan demikian, Indonesia diperkirakan bisa mengakhiri pandemi pada akhir tahun ini.

Sementara, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra menilai Indonesia belum bisa berdamai dengan corona dan mengubah status pandemi menjadi endemi. "Mungkin nanti setelah kasus terkontrol sekitar April atau Mei baru wajar dievaluasi secara bertahap," ujar dia.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika