Pemerintah menyatakan tidak akan terburu-buru mengubah status protokol dari pandemi menjadi endemi Covid-19. Pemerintah akan menerapkan kebijakan relaksasi jika didukung data-data ilmiah dan analisis pakar.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abraham Wirotomo mengatakan Presiden Joko Widodo menekankan penanganan kasus Covid-19 perlu memperhatikan aspek kehati-hatian. Presiden tidak ingin Indonesia kembali pada situasi awal pandemi.
"Mengenai perubahan status pandemi menjadi endemi, bapak Presiden menekankan kita tidak perlu tergesa-gesa dan memperhatikan aspek kehati-hatian," ujar Abraham melalui keterangan tertulis pada Rabu (2/3).
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah tengah menyusun strategi untuk menyiapkan protokol pandemi Covid-19 menjadi endemi. Kajian ini akan mempertimbangkan berbagai pendekatan.
“Kami juga mendapatkan arahan dari Bapak Presiden (Jokowi) tadi atas masukan menteri koordinator mengenai strategi dari pandemi menjadi endemi. Kami sudah siapkan protokolnya," kata Budi dalam konferensi pers virtual, dikutip dari Antara, Minggu (27/2).
Budi juga menjelaskan, Presiden Jokowi meminta agar keputusan mengubah status Covid-19 dari pandemi menjadi endemi dipertimbangkan secara matang dengan memperhatikan berbagai pendekatan baik dari sisi sains, kesehatan, sosial, budaya dan ekonomi.
Penularan Covid-19 terus menunjukkan tren penurunan setelah melewati puncak kasus pada pertengahan Februari lalu. Meski demikian, angka kematian pasien masih menunjukkan tren peningkatan.
Pemerintah melaporkan kasus positif corona pada Selasa (1/3) bertambah 24.728 orang. Angka ini merupakan terendah sejak kenaikan pada 1 Februari 2022 lalu yakni 16.021 orang.
Sedangkan angka kematian pasien Covid-19 hari ini bertambah 325 orang. Jumlah ini merupakan yang tertinggi sejak 9 September 2021 lalu yakni 334 orang.
Kasus nasional hari ini didapatkan dari pemeriksaan terhadap 201.005 orang. Ini berarti rasio positif Covid-19 yang diperoleh Pemerintah mencapai 12,2%. Selain itu kasus sembuh Covid-19 juga bertambah 39.887 orang pada kemarin.
Pemerintah juga melaporkan kasus aktif Covid-19 menurun 15.484 menjadi 539.214 orang. Adapun sebanyak 23.843 orang saat ini berstatus sebagai suspek virus corona.
Dikutip dari BBC.com, pandemi adalah infeksi penyakit yang mengancam banyak orang di dunia secara simultan. Contohnya pandemi flu babi (swine flu) pada 2009 yang diperkirakan menewaskan ratusan ribu orang di dunia.
Pandemi kemungkinan besar terjadi ketika virus baru mampu menginfeksi manusia dengan mudah dan menyebar melalui penularan manusia ke manusia. Virus corona memenuhi seluruh persyaratan ini.
Sedangkan endemi adalah karakteristik wilayah atau lingkungan tertentu yang berhubungan dengan penyakit. Di daerah A misalnya, masyarakatnya mudah terjangkit penyakit tertentu. Penyakit ini selalu ada di daerah yang sama tetapi frekuensinya rendah.