Presiden Joko Widodo melakukan prosesi penyatuan tanah dan air Nusantara di titik nol kilometer Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur pada Senin (14/3). Adapun, tanah dan air tersebut berasal dari berbagai wilayah, seperti Kampung Akuarium, Jakarta Utara hingga Rumah Pengasingan Bung Karno, Bengkulu.
Masing-masing gubernur diminta membawakan seliter air dan dua kilogram tanah dari masing-masing wilayah. Air dan tanah berasal dari daerah yang dianggap sakral atau bersejarah.
Selanjutnya, air dan tanah dari setiap daerah diserahkan ke Jokowi. Kepala Negara pun menyatukan air dan tanah dari para gubernur ke dalam gentong besar atau Kendi Nusantara.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membawakan air dan tanah yang berasal dari Kampung Akuarium, Jakarta Utara. Adapun, kampung tersebut sempat digusur oleh mantan Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama atau Ahok.
Penggusuran warga Kampung Akuarium dilakukan Ahok meskipun warga kampung tersebut sempat membuat kontrak dengan Jokowi pada Pilkada DKI Jakarta 2012. Saat itu, Jokowi berjanji akan meniadakan penggusuran.
"Tanah dari Kampung Akuarium menghadirkan harapan bahwa pembangunan kota baru yang akan dijadikan ibu kota ini hendaknya tidak memarjinalkan rakyat kecil," kata Anies seperti dikutip dari laman Facebook Anies Baswedan.
Sementara, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membawakan 27 jenis tanah dan air dari 27 kota/kabupaten se-Jawa Barat. Tanah dan air tersebut dicampurkan dalam kendi untuk diserahkan ke Jokowi.
Sedangkan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa membawakan tanah dan air Bumi Majapahit. Tanah diambil dari Kedaton dan air dari sumber mata air Banyu Panguripan di Desa Pakis, Trowulan, Mojokerto.
Kedaton sendiri dikenal sebagai Istana Tri Buana Tunggadewi dengan Mahapatih Gajah Mada yang pernah berikrar Sumpah Palapa. "Dalam Buku Nagarakartagama karya Mpu Prapanca dikenal Nusantara," kata Khofifah dari akun Instagram @khofifah.ip.
Selanjutnya, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah membawakan air dan tanah dari Rumah Pengasingan Bung Karno. Mengutip dari Antara pada Senin (14/3), ia juga membawa tanah dari Balai Raya Semarak dan air dari Danau Dendam Tak Sudah.
"Dengan kita membawa air dan tanah, secara simbolisasi kita harus diperhatikan dengan porsi yang sama dan adil," ujar dia.
Sementara, Gubernur Jami H Al Aris membawa air dari Kolam Telago Rajo di Candi Muara Jambi dan Tanah Pilih Jambi dari pusat Kerajaan Melayu Jambi. Sementara, air tersebut berasal dari lokasi yang sempat digunakan para biksu dari Asia Tenggara untuk menimba ilmu di Jambi.
"Tanah yang kami bawa merupakan cikal bakal berdirinya Jambi," ujar dia.
Adapun, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji membawakan air dan tanah yang diambil dari titik pertemuan Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Air dan tanah itu diharapkan dapat memberikan kesuburan dan kedamaian di IKN.
"Ini berasal dari sungai kebanggaan masyarakat Kalimantan Barat," ujar Kepala Biro Adpin Setda Kalimantan Barat Sefpri Kurniadi.
Usai penyatuan tanah dan air, Kepala Negara bersama Ibu Negara Iriana dan 34 kepala daerah menanam pohon di titik nol IKN. Adapun, pohon yang ditanam para gubernur merupakan khas dari 34 provinsi.
Jokowi menanam pohon meranti merah. Pohon tersebut nantinya dapat dimanfaatkan kayunya untuk veneer, kayu lapis, hingga bangunan perumahan.
Sementara, Iriana menanam pohon kamper yang merupakan tumbuhan khas Nusantara. Selain bisa dimanfaatkan sebagai kapur barus, kayu dan daun pohon kamper dapat menghasilkan minyak atsiri.
Sementara, para gubernur menanam pohon khas dari wilayahnya. Beberapa di antaranya, Gubernur Aceh menanam pohon jeumpa, Gubernur Sumatera Utara menanam pohon kemiri, dan Gubernur DKI Jakarta menanam pohon kecapi.