Vaksin Nusantara adalah vaksin Covid-19 buatan Indonesia yang sedang dikembangkan. Pembuatan vaksin ini disebut-sebut berbeda dengan jenis vaksin Covid-19 lainnya. Apa yang membuatnya berbeda? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Pembuatan Vaksin Nusantara
Vaksin Nusantara digagas oleh mantan Menteri Kesehatan dr. Terawan Agus Putranto. Melansir dari sehatq.com, jenis vaksin ini diketahui dibuat dengan metode sel dendritik. Metode ini sebenarnya bukan cara baru, karena biasa digunakan dalam terapi imun pasien kanker.
Pada metode sel dendritik, seseorang yang hendak divaksin perlu melakukan proses pengambilan sampel darah. Sampel tersebut nantinya akan dibawa ke laboratorium untuk kepeluan pengambilan sel dendrik.
Sebagai pengetahuan, sel dendritik adalah komponen sel darah putih yang berperan penting dalam sistem imun. Setelah sel dendritik didapatkan, nantinya sel ini akan diberi antigen virus corona. Kemudian diinkubasi selama tiga hingga tujuh hari.
Selama masa inkubasi, sel ini akan membentuk kekebalan terhadap virus corona. Setelah masa inkubasi, sel dendritik akan kembali disuntikkan ke tubuh orang tersebut. Maka dari itu, tubuh akan memiliki kekebalan terhadap virus corona.
Vaksin Nusantara Menurut Para Ahli
Sejak awal kemunculannya, Vaksin Nusantara Terawan sudah memicu berbagai polemik. Beberapa ahli turut mengomentari vaksin asli Indonesia ini.
Dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Epidemiolog dari Universitas Airlangga Windhu Purnomo mengatakan, metode yang digunakan dalam Vaksin Nusantara dikhawatirkan bisa memperlambat proses vaksinasi. Hal ini dikarenakan proses pemberian vaksin yang besifat personal, sehingga sulit dilakukan secara massal.
Kemudian, Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono, dalam sebuah wawancara dengan Kompas, menyebutkan bahwa Vaksin Nusantara kurang cocok untuk program vaksinasi massal. Ia menjelaskan, bahwa vaksinasi dengan metode ini memerlukan pelayanan medis khusus dengan alat yang canggih, ruang streril, inkubator CO2, dan sangat berisiko.
Hal lain yang membuat Vaksin Nusantara menuai kritik adalah, belum dibukanya data penelitian kepada publik maupun ilmuwan lain. Sehingga masih banyak yang meragukan proses serta keamanan vaksin ini.
Walaupun demikian, Juru Bicara Satgas Covid-19 Profesor Wiku Adisasmito dalam konferensi pers pada 23 Februari 2021 mengatakan, bahwa pemerintah tidak berniat menghentikan pengembangan Vaksin Nusantara.
Profesor Wiku juga mengatakan, bahwa pemerintah akan terus mendukung dan mengawal perkembangan vaksin dengan syarat harus sesuai ilmu, metode ilmiah, uji laboratotium, hingga menghasilkan vaksin yang potensial.
Polemik Vaksin Nusantara
Berdasarkan penelusuran tim katadata.co.id pada Maret 2021, Vaksin Nusantara besutan dr. Terawan memiliki sejumlah polemik. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan catatan hasil uji klinik vaksin ini yang dianggap tidak memenuhi kaidah uji klinik yang baik.
Misalnya, subjek uji klinik sudah terpapar virus corona sehingga telah memiliki antibodi Covid-19. Tak hanya itu, pelaksanaan uji klinik juga tidak memperoleh persetujuan dari komite etik di lokasi uji klinik. Sebagai informasi, uji klinik dilakukan di Rumah Sakit Kariadi Semarang, namun persetujuannya justru berasal dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatoto Subroto.
Selain itu, manfaat vaksin covid-19 ini masih dipertanyakan. Walaupun sudah ada 71,4% subjek mengalami KTD ringan, namun data mutu dan imunogenisitas belum lengkap, serta belum membentuk antibodi penuh setelah empat minggu.
Apakah Vaksin Nusantara Bisa Digunakan untuk Booster?
Awal tahun ini, dr. Terawan diketahui telah melakukan penyuntikkan booster Vaksin Nusantara kepada Prabowo. Hal ini diketahui dari unggahan Instagram Prabowo Subianto (@prabowo) pada 13 Januari 2022 lalu.
Dalam unggahan tersebut, Menteri Pertahanan RI ini menuliskan caption “meningkatkan imun dan kekebalan tubuh dengan Vaksin Nusantara. Terima kasih Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad atas booster Vaksin Nusantara yang telah diberikan kepada saya”.
Unggahan tersebut sontak mendapat respon dari pengguna Instagram. Banyak masyarakat yang bertanya, bagaimana cara untuk mendapatkan vaksin booster dengan menggunakan Vaksin Nusantara?
Melansir dari berita di asumsi.co yang dipublikasikan pada 14 Januari lalu, disebutkan bahwa Vaksin Nusantara hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan pelayanan. BPOM tidak memberikan izin penggunaan darurat Vaksin Nusantara untuk keperluan booster atau vaksin dosis tiga. Masyarakat yang ingin disuntik Vaksin Nusantara, dapat berkoordinasi dengan RSPAD.
Walaupun belum bisa digunakan secara masal, namun vaksin buatan anak negeri ini telah mendapat dukungan dari anggota parlemen. Dalam situs resminya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyebutkan, bahwa Vaksin Nusantara bisa menjadi vaksin alternatif.