Sekilas Tentang Varian BA.4 dan BA.5
Mutasi virus corona terus berkembang seiring berjalanya waktu. Terbaru, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan mutasi Corona varian BA.4 dan BA.5 yang muncul di Afrika Selatan dan Eropa. Kini, WHO tengah memantau perkembangan kedua varian tersebut di beberapa negara.
WHO juga menyebutkan bahwa varian BA.5 dan BA.4 tidak lebih parah atau lebih menular dibandingkan subvarian sebelumnya. Walaupun demikian, Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan memperingatkan bahwa, saat virus corona terus mutasi maka tidak bisa diabaikan. Pasalnya, mutasi tersebut masih berpotensi meningkatkan kasus infeksi.
Menurut keterangan dari Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UHSA), varian BA.4 memiliki mutasi dengan garis keturuanan BA.2 yang paling dominan. Varian ini juga menghasilkan gen S target yang tidak diketahui (kegagalan target gen S) dalam tes PCR.
Sementara itu, untuk varian BA.5 memiliki mutasi yang sama dengan varian BA.4. Hingga saat ini, diketahui ada 27 sekuens yang dilaporkan dengan garis keturunan varian ini.
Varian Omicron BA.2
Sebelum muncul varian BA.4 dan BA.5, WHO telah mengumumkan mutasi Corona lainnya yaitu varian BA.2. Virus corona ini disebut-sebut sebagai varian “Omicron siluman” dan diketahui menyebar lebih cepat dibandingkan varian lainnya.
Sebuah penelitian yang dilakukan di laboratorium Jepang menyebutkan bahwa varian BA.2 resisten terhadap beberapa obat termasuk sotrovimab. Subvarian ini juga diketahui bisa menembus daya tahan tubuh seseorang yang sudah divaksin. Meskipun demikian, para ahli mengklaim vaksin booster dapat menghindarkan diri dari gejala serius hingga 74%.
Para peneliti juga mengatakan bahwa varian ini sangat bermutasi dibandingkan virus corona yang pertama kali muncul di Wuhan. Varian BA.2 ini mempunyai banyak perubahan gen yang berbeda dari strain Omicron asli.
Gejala COVID-19 Varian Omicron
Jauh sebelum varian BA.2, BA.4, dan BA.5 muncul, telah ada mutasi Corona yang dikenal sebagai Omicron. Varian ini merupakan mutasi Corona yang sangat cepat menular. Varian Omicron memiliki sekitar 30 kombinasi mutasi. Latak mutasi tersebut ada di spike protein. Hal tersebut yang membuat Omicron lebih cepat menyebar dibandingkan varian Delta.
Sama seperti jenis mutasi Corona lainnya, Omicron juga bisa menginfeksi orang dewasa hingga anak-anak. Berikut ini beberapa gejala Omicron yang dirasakan orang dewasa dan anak-anak.
Gejala Omicron pada Dewasa
Sementara itu, gejala Covid-19 varian Omicron seperti berikut:
- Pilek.
- Sakit kepala.
- Rasa lelah baik ringan atau parah.
- Bersin-bersin.
- Sakit tenggorokan.
Dr. John Vanchiere dari Center for Emerging Viral dalam hellosehat.com, juga menjelaskan umumnya pasien Omicron mengalami gejala seperti hidung berair, sakit tenggorokan, dan hidung tersumbat. Pasien juga ada yang mengalami batuk ringan dengan demam yang relatif jarang.
Kemunculan gejala Omicron ini relatif cepat karena masa inkubasi varian Omicron relatif lebih cepat dibandingkan dengan varian Corona sebelumnya. Sebagian pasien yang terinfeksi varian ini juga mengalami gejala campuran dengan kemungkinan sembuh lebih cepat dan tidak memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.
Gejala Varian Omicron pada Anak
Anak-anak menjadi kelompok yang rentan karena memiliki daya tahan tubuh yang relatif lebih lemah dibandingkan dengan orang dewasa. Selain itu, kelompok anak-anak juga masih banyak yang belum divaksin. Maka dari itu, Omicron bisa mudah menginfeksi kelompok ini.
Berdasarkan penjelasan di ciputrahospital.com, gejala virus Omicron pada anak-anak umumnya batuk keras atau croup. Gejala ini bisa muncul pada anak berusia di bawah lima tahun.
Croup adalah infeksi pernapasan bagian atas yang mengakibatkan batuk keras. Kondisi tersebut juga bisa dibarengi demam, serak, dan pernapasan yang terdengar cukup berisik.
Gejala Omicron itu dapat diatasi dengan pengobatan di rumah. Orang tua dapat memberikan obat khusus sesuai dengan anjuran dokter atau obat rumahan untuk meringankan gejala. Orang tua juga bisa mengarahkan anak dalam posisi tegak dan nyaman.
Berikan juga air minum hangat untuk melonggarkan lendir di area orofaring. Pastikan juga anak istirahat cukup selama terinfeksi virus Corona. Jika gejala masih belum menghilang, segeralah mencari penanganan medis untuk menghindari risiko kesehatan lainnya.
Kasus Covid-19 Terbaru di Indonesia
Walaupun vaksinasi sudah cukup masif, namun perkembangan kasus di Covid-19 di Indonesia masih meningkat. Pemerintah melaporkan pertambahan 607 kasus per Minggu, 17 April 2022. Dengan demikian, jika dihitung dari awal pandemi hingga saat ini tercatat 6.039.873 kasus.
Adapun rincian dtanya yaitu sebanyak 5.825.729 kasus sembuh, 155.866 kasus meninggal dunia, dan sisanya masih menjalani perawatan.
Demikian penjelasan tentang varian BA.4, BA.5, dan BA.2 hingga perkembangan kasus Covid-19 terbaru di Indonesia. Mutasi Corona membuktikan bahwa pandemi belum usai dan kita harus terus waspada. Tetap terapkan protokol kesehatan dan ikuti kegiatan vaksinasi demi keamanan bersama.