Tips Penanganan dan Pencegahan Hepatitis Akut pada Anak

123rf.com
Ilustrasi anak sakit di rumah sakit
Penulis: Yuliawati
6/5/2022, 11.26 WIB

Kementerian Kesehatan masih menginvestigasi investigasi ktiga kasus hepatitis akut pada anak yang menyebabkan kematian. Hingga kini hepatitis akut tersebut tidak diketahui penyebabnya (acute hepatitis of unknown aetiolog).

Tiga pasien anak di Jakarta yang meninggal diduga akibat hepatitis akut bergejala berat. Ketiga pasien tiba di rumah sakit dalam kondisi stadium lanjut."Hanya memberikan waktu sedikit rumah sakit berikan tindakan pertolongan," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi, dalam konferensi pers virtual yang diikuti dari zoom di Jakarta, Kamis (5/5).

Ketiga pasien anak itu dilaporkan meninggal di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua pekan terakhir hingga 30 April 2022. Ketiga pasien ini merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Keluhan utama yang dialami pasien sebelum di bawa ke rumah sakit, kata Nadia, berasal dari saluran cerna seperti mual, muntah dan diare yang hebat.

Langkah Penanganan Hepatitis Akut

1. Waspadai gejala awal

Dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, mengatakan orang tua perlu mewaspadai gejala awal dari kasus hepatitis akut ini. Hanifah menyebutkan gejala awal dari hepatitis akut ini muncul permasalahan pada saluran pencernaan dan pernapasan.

Gejala awal terkait saluran pencernaan, diantaranya: diare, mual, muntah, sakit perut, demam ringan, dan ditandai dengan peningkatan kadar enzim hati.

Bila menemui gejala tersebut pada anak, penting bagi para orang tua untuk berpikir kemungkinan anak mengarah sakit hepatitis. Pada tahap ini orang tua perlu segera membawa anak ke fasilitas kesehatan.

2. Bawa segera ke fasilitas kesehatan

Ketika anak mengalami gejala awal, orang tua disarankan untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis. "Dengan demikian, maka akan memberikan waktu semakin banyak bagi para tenaga kesehatan untuk mengambil tindakan," kata Hanifah.

Hepatitis akut merupakan peradangan pada hati yang terjadi secara mendadak dan dapat cepat memburuk. Bila membiarkan anak tak mendapatkan bantuan medis kondisi fisiknya bisa ke tahap lanjutan yang buruk.


3. Waspadai gejala lanjutan

Pada tahu selanjutnya, gejala hepatitis yang muncul seperti kuning pada kulit dan tinja berwarna pucat. Pada tahap ini, jika terlambat penanganan akan membuat kondisi anak cepat memburuk.

“Jangan menunggu gejalanya sampai kuning. Jangan menunggu sampai gejalanya lebih berat,” ujarnya.


4. Cari rumah sakit dengan fasilitas ICU anak

Gejala lebih berat pada hepatitis akut yakni menimbulkan pembekuan darah, kehilangan kesadaran. Kegagalan fungsi hati yang ditandai dengan gangguan kesadaran.

Pada kondisi saat ini, anak membutuhkan fasilitas kesehatan yang canggih seperti rumah sakit dengan ICU anak. Dalam tahap gejala berat, semakin tinggi risiko kematian. Bahkan jika tidak dilakukan transplantasi hati, anak bisa menemui kematian.

Pencegahan Hepatitis Akut

Hanifah mengatakan bahwa ada beberapa virus yang diduga berperan dalam penyakit hepatitis akut ini, seperti Adenovirus 41 dan Hepatitis E. Sebagian virus tersebut menular melalui saluran pencernaan dan nafas, sehingga penting mencegah infeksi melalui dua saluran.

1. Pencegahan saluran cerna

Pencegahan penularan melalui pencernaan dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, memastikan makanan yang dikonsumsi matang, dan tidak menggunakan alat makan bersama. Selain itu menghindari kontak dengan orang sakit serta menjaga kebersihan rumah dan lingkungan.

2. Pencegahan saluran pernafasan

Adapun pencegahan melalui saluran pernapasan dapat dilakukan dengan melakukan protokol kesehatan yang telah ditetapkan untuk pencegahan penularan virus Covid-19.

Pada umumnya sama seperti pencegahan Covid-19 yang kita kenal 3M yakni menjaga jarak, memakai masker dan menghindari kerumunan.

Kasus hepatitis akut pada anak menjadi perhatian dunia setelah Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memasukkannya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) di 12 negara, termasuk Indonesia. Jumlah kasus hepatitis akut ini bertambah,  WHO menerima laporan sekitar 228 kasus hepatitis akut yang tersebar di 20 negara per 5 Mei.