Iduladha dan Wabah PMK Berpotensi Kerek Harga Daging di DKI Jakarta

ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/rwa.
Pedagang melayani pembeli daging sapi di Pasar Besar Malang, Jawa Timur, Rabu (27/4/2022).
17/5/2022, 16.31 WIB

Virus penyakit mulut dan kuku (PMK) saat ini tengah menyerang hewan ternak di tanah air. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan meluasnya virus berpotensi mendorong kenaikan harga daging sapi di ibu kota.

Belum lagi umat Islam akan merayakan Iduladha pada 9 Juli mendatang. Hal ini bisa mendorong permintaan daging sapi dan berdampak pada semakin meningkatnya harga.

"Ditambah lagi ada penyakit mulut dan kuku," kata Riza di Balai Kota, Jakarta, Selasa (17/5) dikutip dari Antara.

Sedangkan Direktur Utama Perumda Dharma Jaya Raditya Endra Budiman mengatakan daging sapi yang beredar di Jakarta aman dari PMK. Hal ini lantaran pihaknya mendatangkan daging dari daerah yang bebas penyait tersebut.

Sapi hidup saat ini didatangkan dari Jawa Barat, Lampung, Nusa Tenggara Barat, dan Blora di Jawa Tengah. Dharma Jaya juga memberlakukan prosedur ketat dengan memeriksa sapi yang baru tiba.

"Kami tes di atas truk. Kalau ada indikasi, kami pulangkan," kata Endra.

Sedangkan sebagian besar pasokan daging di Jakarta saat ini masih diimpor dari Australia dan Brazil dalam bentuk daging beku. Namun, harga sapi hidup di Australia tengah naik lantaran Covid-19 di Negeri Kanguru.

Endra berharap daging sapi Australia bisa digantikan daging sapi lokal. "Harga sapi di Australia belum turun, jadi akan stabil terus," ujranya.

Dikutip dari Info Pangan Jakarta, harga daging sapi has di DKI pada hari ini mencapai Rp 151.666 per kilogram. Sedangkan harga daging sapi murni (semur) mencapai Rp 148.152 per kilogram.

Reporter: Antara