Detasemen Khusus 88 (Densus 88) Antiteror menangkap 24 tersangka teroris pada Sabtu (14/5). Penangkapan dilakukan secara serentak di berbagai tempat.
Tersangka terdiri dari 22 orang di Sulawesi Tengah, serta masing-masing satu di Bekasi, dan Kalimantan Timur. Para tersangka berinisial H, MIR, BSS, ETO, MB, IS, FM, TT, SH, AWS, DRM, TL, AMW, MR, EA, DM, IS, RK, LY, RK, ISR, MAM, K, dan FS.
Seluruh tersangka ditangkap terkait keterlibatan melakukan giat idad atau pelatihan beberapa kali. Idad kerap dilakukan para tersangka di Ampana, Provinsi Sulawesi Tengah.
Para tersangka juga diduga mendukung Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) Poso. Mereka disebut bergabung untuk membantu penyiapan logistik dan penyembunyian informasi.
Mereka diketahui telah melakukan baiat kepada amirul mukminin atau orang yang dianggap sebagai pemimpin.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan menjelaskan, para tersangka melakukan baiat secara mandiri dengan membaca teks yang dikirim oleh tersangka H di grup media sosial.
“Jadi beberapa orang ini berbaiat kepada pemimpin yang baru,” ujar Ramadhan dalam keterangan resmi, Selasa (17/5).
Densus 88 Antiteror pun telah menggeledah beberapa lokasi, dengan disaksikan oleh masyarakat sekitar. Polisi menemukan barang bukti berupa:
- Delapan senapan PCP beserta peredam dan penyangga
- Satu CK merah hitam
- Satu Leporter
- Dua magasin M16
- 244 butir kaliber 5,56 mm
- 10 butir Kaliber 38
- Dua bungkus peluru
- Satu panah
- Dua anak panah
- 22 bilah parang
- Empat badik
- Satu pisau lipat
- 26 unit ponsel genggam
Global Terrorism Index (GTI) 2020 melaporkan, Indonesia ada di peringkat empat di Asia Pasifik yang paling terdampak terorisme. Nusantara mendapatkan skor sebesar 4,629.
Secara global, Indonesia berada di peringkat 37. Rinciannya sebagai berikut: