Prabowo: Politik Kita Boleh Keras, di Ujungnya Harus Cool

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersiap mengikuti rapat bersama Komisi I DPR di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (11/11/2019).
8/6/2022, 09.05 WIB

Adapun yang menilai tidak mendesak sebanyak 22,4% menyatakan kurang mendesak dan 6,4% tidak mendesak sama sekali.

Prabowo juga menilai ancaman dari luar ini muncul untuk memecah belah persatuan di Tanah Air, karena banyaknya pihak menginginkan Indonesia menjadi negara dan bangsa yang lemah.

"Kita harus mengerti bahwa kita selalu akan dipecah-belah. Jadi, hati-hatilah. Saya ingin kita terus menjaga kerukunan dan ketenangan. Politik kita boleh bersaing dengan keras, tapi di ujungnya, kita harus cool dan kita harus menganggap semua pihak adalah saudara sebangsa setanah air," ungkap Prabowo.

Oleh karena itu, kepada seluruh wisudawan, Prabowo mengingatkan agar tidak pernah mau diajak atau terjerumus pada ajaran yang bersifat radikal.

Ajaran radikal itu disebarkan pihak-pihak tertentu untuk melemahkan bangsa dan negara Indonesia yang kaya.

Prabowo pun menjabarkan beberapa gangguan asing yang terjadi sejak Indonesia menyatakan kemerdekaan. "Begitu proklamasi, kita diserang Belanda. Ada peristiwa Madiun, Negara Islam Indonesia (NII), Republik Maluku Selatan (RMS), G30S PKI, Organisasi Papua Merdeka (OPM), Gerakan Aceh Merdeka (GAM), dan sebagainya. Hampir semua ada intervensi asing," ujar Prabowo.

Halaman:
Reporter: Antara