Didukung Ulama jadi Presiden, Puan Maharani Berharap Dikabulkan
Di tengah proses Partai Indonesia Demokrasi Perjuangan (PDIP) akan membahas konsepsi dasar calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) untuk pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 nanti, beragam dukungan terus meluncur kepada salah satu kadernya, yaitu Puan Maharani.
Pujian datang tak hanya dari lingkaran internal, tetapi juga dari pihak eksternal, seperti Majelis Taklim Syubbanul Muslimin. Dalam acara Haul Bung Karno yang diselenggarakan PDIP, Pimpinan Syubbanul Muslimin, Hafidzul Hakiem Noer, secara terang-terangan memberikan dukungan kepada Puan untuk menjadi presiden pada Pemilu 2024.
“Beberapa minggu lalu beliau sempat ke Jawa Timur bertemu gus-gus, sampai beliau diberi gelar Ning Puan Maharani. Mungkin sekarang gelar Ning, 2024 semoga bisa jadi Presiden Indonesia,” ujarnya usai mengikuti Haul Bung Karno, di Sekolah PDIP, jakarta Senin (20/6) malam.
Menanggapi dukungan tersebut, Puan pun berharap agar dikabulkan. "Amin. Alhamdulillahirabbilalamin,” ucap Puan di acara yang sama.
Meski begitu, Puan menjelaskan, bahwa bakal capres dari PDIP akan menjadi salah satu topik pembahasan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang digelar pada 21-23 Juni 2022.
Sebagai satu-satunya partai yang sudah memenuhi persyaratan presidential threshold atau ambang batas mencalonkan presiden karena memiliki kursi parlemen lebih dari 20%, PDIP akan menggodok lebih dalam strategi pemenangan Pemilu, termasuk sosok capres dan cawapres.
“Partai yang saat ini punya kursi cukup pastinya akan bicara juga terkait dengan masalah-masalah penting untuk bangsa dan negara. Salah satunya nama-nama yang dianggap punya potensi untuk maju di 2024,” ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan Sekretaris Jenderal (Sekjend) PDIP, Hasto Kristiyanto. Menurutnya saat ini PDIP sudah memiliki beberapa nama untuk diusung sebagai capres pada Pemilu mendatang. Akan tetapi, nama-nama tersebut masih berada di tangan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
“Ibu Mega terus mempertimbangkan,” ujarnya pada kesempatan yang sama.
Namun satu hal yang dipastikan Hasto adalah Menurut PDIP tidak bisa menentukan sendirian nama capres-cawapres sendirian, dan harus berkomunikasi dengan partai lain untuk membangun koalisi menghadapi Pemilu 2024 nanti.
"Kami terus membangun komunikasi dengan para ketua umum partai sehingga kesamaan terhadap platform dan kerja sama dalam rangka Pilpres 2024 itu ujung-ujungnya kan pada penetapan calon. Itulah nanti kita lihat momentum yang tepat," kata Hasto.
Menurutnya, PDIP akan mengusung sosok yang memiliki konsepsi dasar serta visi dan misi yang sejalan dengan partai. Hal itu dilakukan agar PDIP dapat mengharmoniskan konsolidasi partai hingga konsepsi pemerintahan di masa mendatang.
Dalam survei semi terbuka yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), sebanyak 23,7% responden memilih PDIP. Direktur Riset SMRC, Deni Irvani mengatakan, temuan survei ini mengindikasikan bahwa peta dukungan publik terhadap partai-partai politik masih belum berubah.