Pantun merupakan karya sastra yang terikat dengan aturan, begitu juga pantun untuk sahabat. Awalnya, pantun merupakan sastra lisan yang diucapkan oleh masyarakat tempo dulu. Namun seiring waktu, karya sastra ini mulai dibukukan sebagai karya tertulis.
Puisi lama yang populer di Indonesia, terdiri dari dua baris dan empat baris. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, baris ketiga dan keempat adalah isi.
Pantun punya pesan berupa nasihat atau imbauan. Penyampaian pantun biasanya berhubungan dengan percakapan sehari-hari dan ditampilkan lewat acara hiburan, komedi, dan acara budaya. Pada 17 Desember 2020, pantun ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO.
Ciri-ciri Pantun
Pada dasarnya pantun menjadi penuntun bagi pendengar dan pembaca. Tak hanya sebagai nasihat dan imbauan, pantun memiliki ciri khas yaitu:
Terdiri dari Empat Baris
Prosa lama ini terdiri dari rangkaian kalimat yang berada dalam satu gagasan utama. Dalam puisi, gagasan utama ini disebut bait. Tiap bait berisi serangkaian kata yang memiliki satu gagasan dan punya ciri khas tersendiri. Pantun terdiri dari empat baris yang setiap barisan dikenal sebagai sebutan larik.
Terdiri dari 8-12 Suku Kata
Pantun disampaikan secara lisan dan tidak dituliskan. Setiap baris pantun dibuat sesingkat mungkin dan isinya padat. Umumnya setiap baris pantun terdiri dari 8-12 suku kata.
Ada Sampiran dan Isi
Ciri khas pantun adalah mudah diingat dan kata-katanya padat berisi. Contohnya saja pantun jenaka memiliki pengantar yang unik dan lucu. Pengantar atau sampiran ini terdiri dari dua larik.
Pengantar tidak harus berhubungan dengan isi, tetapi menjelaskan peristiwa dan kebiasaan dalam masyarakat. Sedangkan isi pantun berada di baris ketiga dan ke empat.
Berirama a-b-a-b
Dalam pantun ada rima atau sajak yang punya kesamaan dengan bunyi dalam puisi. Puisi lama biasanya memakai rima, termasuk pantun. Khusus pantun punya irama a-b-a-b.
Jenis-jenis Pantun
Berdasarkan isinya, terdapat beberapa jenis pantun. Adapun pantun untuk sahabat bisa dikategorikan ke dalam beberapa jenis pantun, tergantung isi dan maknanya. Berikut beberapa jenis pantun:
- Pantun nasihat: Isinya berusaha menyampaikan pesan moral, kebijakan, hingga ajakan berbuat baik.
- Pantun jenaka: Pantun ini dibuat untuk tujuan hiburan atau saling menyindir (tentunya dalam suasana keakraban) agar suasana menjadi riang.
- Pantun Teka-teki: Pantun jenis ini memiliki ciri khas berupa kalimat pertanyaan pada baris akhir pantun.
- Pantun cinta: Sesuai namanya, pantun ini berisi pesan yang berhubungan dengan cinta, romantisme, kerinduan, dan sebagainya.
- Pantun agama: Mirip pantun nasihat, hanya saja pantun agama memberikan pesan moral dan didikan terkait manusia dengan pencipta-Nya.
- Pantun peribahasa: Di dalam pantun ini terdapat kalimat peribahasa dengan susunan tetap.
- Pantun kiasan: Pantun kiasan menyampaikan pesannya secara tersirat atau menggunakan kalimat kiasan.
Pantun untuk Sahabat
Pantun bisa ditujukan kepada siapa saja, termasuk kepada sahabat. Pantun yang diperuntukkan kepada sahabat bisa berjenis apa saja, baik pantun nasihat, pantun jenaka, sampai pantun kiasan.
Mengutip berbagai sumber, berikut contoh pantun untuk sahabat:
1. Hobiku adalah membaca buku,
Puluhan buku tiap hari ku baca.
Ku ingin kau selalu menjadi sahabatku,
Yang selalu ada di kala suka maupun duka.
2. Ketika hati tertusuk sembilu,
Pedihnya hingga menusuk kalbu.
Tak jemu kau dengarkan keluh kesahku,
Terimakasih sahabat sejatiku.
3. Ada miskin dan si kaya,
Di mata Tuhan semua sama.
Biar hidup seadanya,
Namun sahabatku luar biasa.
4. Hijau-hijau daun rambutan,
Cuci piring bawah jembatan.
Entah jodoh entah bukan,
Yang penting persahabatan.
5. Sungguh indah mawar merah,
Tumbuh dua di taman rusa.
Sahabat adalah anugerah,
Dari Dia yang kuasa.
6. Makan soto di malam minggu,
Makan tahu agar tak jemu.
Ingin kusampaikan sesuatu untukmu,
Kamulah sahabat sejatiku.
7. Harum mekar bunga setaman,
Harum semerbak bunga melati.
Sungguh indah kita berteman,
Engkau membawa sebuah imajinasi.
8. Memaku tembok dengan palu,
Jadikan tempat gantungan pigura.
Sahabat di masa yang lalu,
Jadi teman hidup di hari tua.
9. Tanjung Pinang banyak pantainya,
Dari gunung ke daratan rendah.
Susah senang bersama-sama,
Mengguratkan cerita yang amat indah.
10. Janganlah kau gundah,
Aku khawatir nanti kesambet setan.
Pantai itu memang indah,
Tetapi lebih indah persahabatan.
11. Membawa kakak pergi ke pasar,
Membeli celana dan alas kasur.
Kamu memang orang yang pintar,
Ketika yang lain sedang tidur.
12. Dari hilir menuju hulu,
Dinaungi pohon cemara.
sahabat sejati dari dahulu,
Sampai kini masih bersama.
13. Kayu kering sudah terbelah,
Lepas pula ikatannya.
Walau aku pernah bersalah,
Shabat sejati memaafkannya.
14. Segarnya es kelapa muda,
Sangat tepat tuk melepas dahaga.
Sekian waktu tak berjumpa,
Hangatnya persahabatan tetap terjaga.
15. Berkelana ke negeri seberang,
Hingga jadi lupa waktu.
Meski sudah jadi orang,
Mohon jangan lupakan sahabat kecilmu.
16. Walaupun wajahmu tak kulihat,
Sepotong gambar tanpa warna.
Bak mengukir dengan pahat,
Indah tiada dapat kukira.
17. Engkau jauh tiada jauh,
Engkau dekat terasa sangat dekat.
Engkau laksana sebuah sauh,
Engkau ikat diriku terpikat.
18. Belajar bikin ketupat,
Bersama teman sepermainan.
Berawal dari sahabat,
Berakhir di atas pelaminan.
19. Malam hari muncul rembulan,
Terlihat melintas ke arah barat.
Kau mungkin punya banyak teman,
Tapi tak tentu punya banyak sahabat.
20. Tebal tajam si besi belang,
Asah dia jadikan pahat.
Ada cinta yang tak lekang,
Dari kita sesama sahabat.