“Ternyata (sepatu jualannya) sold out, seumur hidup saya baru berjualan dan memegang uang cash sebanyak itu,” katanya.
Andalkan Media Sosial
Berkaca dari pengalamannya, Yukka memberikan pesan bahwa modal besar bukanlah satu-satunya hal penting untuk memulai bisnis. Faktor lainnya adalah kualitas sumber daya manusia hingga kondisi perusahaan.
“Ada momen investor berlomba-lomba menitipkan modalnya karena kita bisa membuktikan bahwa bisnis berjalan bagus dan profitable,” katanya.
Untuk memacu penjualan, Brodo awalnya mengandalkan platform digital seperti Kaskus, Facebook, hingga Blacberry Messsenger. Setelah penjualan meningkat, mereka mulai berekspansi ke perusahaan ritel di Jakarta dan Bandung.
Yukka mengakui bahwa basis pasar Brodo berada di platform digital. Oleh sebab itu ia akan terus menggenjot penjualan sepatu lokal tersebut di media sosial.
Apalagi Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pengguna media sosial tertinggi di dunia. “Pertumbuhan Tiktok dengan jumlah followers kita bisa menjangkau lebih banyak (pembeli),” katanya.