Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Iriana tiba di Abu Dhabi, Jumat (1/7) pukul 02.15 waktu setempat setelah lawatannya ke Ukraina dan Rusia. Jokowi dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan.
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Presiden Jokowi akan mengawali agenda hari ini dengan bertemu pebisnis dan investor dari UEA. Siang harinya, Jokowi dan Sheikh Mohamed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan diagendakan beribadah Salat Jumat berjamaah. Setelah itu, kedua pemimpin negara tersebut akan melakukan pertemuan bilateral.
Kunjungan Presiden Jokowi ke UEA bertujuan untuk membahas kerja sama ekonomi dan investasi. Saat memberikan keterangan pers sebelum lepas landas di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (26/6), Jokowi mengatakan bahwa UEA menjadi negara terakhir yang dikunjungi setelah menghadiri KTT G7 di Jerman.
Sebelumnya, Presiden Jokowi juga telah bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin secara terpisah.
"Yang terakhir, saya akan berkunjung ke Uni Emirat Arab untuk melanjutkan kembali pembahasan kerja sama ekonomi dan investasi antara Indonesia dengan UEA," kata Jokowi.
Turut menyambut Presiden Jokowi dan Iriana saat turun dari pesawat di Abu Dhabi ialah Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Mohammed Al Mazroei, Duta Besar RI untuk UEA Husin Bagis, Duta Besar UEA untuk RI Abdullah Aldhaheri, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, dan Atase Pertahanan di KBRI Riyadh Brigjen TNI Putut Witjaksono Hadi.
Selanjutnya, usai melakukan kunjungan kerja di UEA, Jokowi dan Iriana dijadwalkan kembali ke Tanah Air pada Jumat sore waktu setempat.
Dalam kunjungannya ke Ukraina, Presiden Jokowi menyampaikan kepeduliannya terhadap dampak perang bagi kemanusiaan. "Dengan kemampuan yang ada, rakyat dan pemerintah Indonesia berusaha memberikan kontribusi bantuan termasuk obat-obatan dan komitmen rekonstruksi rumah sakit di sekitar Kyiv."
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Ukraina membutuhkan bantuan kesehatan dengan nilai total US$79,2 juta atau sekitar Rp1,17 triliun untuk periode Maret-Agustus 2022.