Bertemu Investor UEA, Jokowi Bahas Investasi di IKN hingga Pariwisata

Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo bertemu dengan sejumlah investor dan pengusaha di Hotel Emirates Palace, Abu Dhabi, PEA, Jumat (01/07) . Foto: Muchlis Jr (Biro Pers Sekretariat Presiden)
1/7/2022, 21.18 WIB

Presiden Joko Widodo hari ini berdialog dengan sejumlah pengusaha dan investor di Abu Dhabi dalam kunjungan kerjanya ke Uni Emirat Arab (UEA). Dalam pertemuan tersebut Jokowi membicarakan empat hal, beberapa di antaranya mengenai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) hingga pariwisata.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang ikut dalam pertemuan tersebut mengatakan, Jokowi menjelaskan soal alasan pemerintah membangun IKN. Investor UEA juga melihat rencana tersebut merupakan hal yang positif dengan melihat contoh kota lain yang bisa menjadi motor ekonomi.

"Tidak mungkin 50 juta usia muda di Indonesia masuk ke kota-kota yang sudah tua," kata Erick di Abu Dhabi, Jumat (1/7) seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet.

Jokowi juga menyinggung potensi UEA untuk menjadi bagian rantai pasok komoditas dari Indonesia. Apalagi negara Timur Tengah tersebut terkenal sebagai hub logistik udara.

"Ini bisa menjadi bagian pembukaan lapangan kerja yang sangat besar untuk Indonesia," kata Erick.

Hal ketiga adalah potensi pembangunan wisata laut dalam konteks ekonomi biru (blue economy). Jokowi menginginkan pembangunan tersebut bisa turut menjaga alam Indonesia. 

Beberapa potensi yang menarik adalah Raja Ampat hingga Pulau Komodo. "Kita melihat wisata laut yang bersahabat dengan alam serta kekeluargaan," ujar Erick.

Adapun para investor yang hadir adalah National Security Advisor Sheikh Tahnoun bin Zayed Al Nahyan, Chief Executive Officer (CEO) Group G42 Ltd Peng Xiao, CEO Abu Dhabi Holding Mohamed Hassan Al Suwaidi, dan Executive Director Lulu Group Ashraf Ali.

Sedangkan Jokowi didampingi oleh Menteri BUMN Erick  Thohir, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Kepala Badan Otorita IKN Bambang Susantono, hingga Kepala Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah.