Presiden Joko Widodo hari ini memanggil sejumlah menteri untuk membahas proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung hingga Garuda Indonesia. Selain itu rapat juga membahas proyek Moda Raya Terpadu (MRT) serta Lintas Raya Terpadu (LRT).
Hadir dalam rapat tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani.
"Jadi rapat koordinasi agar semua lancar sesuai jadwal, serta review kebijakan Garuda," kata Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (24/8).
Erick Thohir dalam rapat tersebut melaporkan rencana Garuda untuk menambah armada. Langkah ini dilakukan seiring membaiknya perekonomian Indonesia usai dihantam pandemi.
"Kami sampaikan Garuda akan menambah pesawat dari saat ini 61 menjadi 120," kata Erick dalam konferensi pers.
Terkait kereta cepat, Erick berharap moda transportasi ini akan mampu mendukung perkembangan ekonomi terutama di Jawa Barat. Sedangkan mengenai MRT, Jepang tetap akan berkomitmen memberikan pendanaan.
Pemerintah juga akan kembali mengucurkan dana lagi untuk proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) melalui penyertaan modal negara (PMN). Penambahan dana tersebut berkisar antara Rp 2,6 triliun sampai Rp 3,1 triliun.
Ketua Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia, Said Abdullah, mengatakan bahwa pemerintah bertekad untuk tetap melanjutkan proyek KCJB meskipun biayanya membengkak. Apalagi proyek kereta cepat tersebut akan beroperasi sekitar Juni 2023.
Said mengatakan, proyek KCJB masih membutuhkan tambahan dana karena adanya pembengkakan biaya pengerjaan. Oleh karena itu, Banggar sedang mempersiapkan tambahan PMN ke Kereta Api Indonesia untuk pembiayaan KCJB.