Produsen Vaksin Jajaki Penggunaan Dosis Kedaluwarsa untuk Cacar Monyet

ANTARA FOTO/REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/WSJ/cf
Dado Ruvic/Illustration Tabung reaksi berlabel "Positif virus cacar monyet" terlihat dalam ilustrasi yang diambil Minggu (22/5/2022).
25/8/2022, 16.40 WIB

Permintaan vaksin cacar monyet tengah meningkat. Bavarian Nordic, satu-satunya pembuat vaksin cacar monyet yang disetujui sedang menjajaki penggunaan dosis yang kedaluwarsa untuk mengatasi kesenjangan antara permintaan dan pasokan karena wabah saat ini.

Mengutip dari Reuters pada Kamis (25/8), Kepala Eksekutif Paul Chaplin mengatakan permintaan vaksin di tingkat global melebihi kemampuan produsen dalam memasok vaksin.

Chaplin mengatakan, dari pengujian yang dilakukan sejauh ini, sekitar setengah juta dosis masih memiliki umur simpan meski kedaluwarsa. Namun, keputusan tersebut bergantung pada regulator Amerika Serikat (AS).

Untuk itu, perusahaan vaksin asal Denmark itu tengah mengajukan permintaan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). "Bavarian Nordic mengajukan perpanjangan umur simpan pada vaksin yang masih layak," kata juru bicara Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS.

Seorang juru bicara FDA mengatakan, pihaknya tengah aktif bekerja dengan perusahaan dan lembaga kesehatan terkait untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.

Sejak awal Mei, lebih dari 40.000 kasus cacar monyet telah dikonfirmasi oleh lebih dari 80 negara. Sekitar sepertiga dari jumlah kasus global saat ini ada di Amerika Serikat.

Organisasi Kesehatan Dunia telah melabeli wabah itu sebagai darurat kesehatan global. Namun, kelangkaan vaksin telah mendorong beberapa negara untuk menghemat dosis walaupun belum diketahui hasilnya.

Oleh karenanya, salah satu cara untuk mengatasi masalah itu dengan mengevaluasi jutaan dosis kedaluwarsa yang masih bisa dimanfaatkan.

Sementara itu, regulator AS, Uni Eropa, dan Inggris telah menyuntik vaksin cacar monyet dengan dosis kecil. Upaya ini meningkatkan lima kali lipat dosis yang dapat digunakan dari satu vial.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin untuk segera mengurus vaksin cacar monyet. "Sudah saya perintahkan kepada Menkes. Yang pertama, urusan vaksin segera," kata Jokowi di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Selasa (23/8).

Selain itu, ia meminta Budi untuk mengawasi tempat dengan interaksi yang tinggi. Pintu kedatangan internasional pun harus diperiksa secara ketat demi mencegah penularan.

Budi juga mengatakan vaksin tersebut akan didistribusi pada akhir tahun ini. "Itu (disuntikkan) sangat terbatas," kata Budi di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (25/8).

Menurutnya, vaksin akan diberikan kepada masyarakat yang mengalami gangguan imun atau immunocompromized. Apalagi sebagian besar masyarakat sudah memiliki antibodi terhadap cacar monyet lantaran virus tersebut sudah merebak pada 1980.

Reporter: Rizky Alika