Sinyal Makin Kuat, Jokowi Bakal Umumkan Kenaikan BBM Pekan Ini?

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/wsj.
Pengendara mengisi Bahan Bakar Minyak di salah satu SPBU di kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat (26/8/2022).
Editor: Yuliawati
31/8/2022, 19.09 WIB

Sinyal kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi semakin kuat usai Presiden Joko Widodo membagikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM di Kota Jayapura, Papua mulai hari ini.  BLT ini merupakan bagian dari tambahan bantuan sosial yang anggarannya berasal dari pengalihan subsidi BBM sebesar Rp 24,17 triliun. 

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah memperkirakan pemerintah bisa saja mengumumkan kenaikan harga BBM pada akhir pekan ini.  Apalagi menurutnya, Jokowi pernah mengumumkan kebijakan pada Sabtu atau Minggu.

"Bisa saja, biasanya (bisa) di hari libur," kata Trubus kepada Katadata.co.id, Rabu (31/8).

Jokowi sebelumnya pernah mengumumkan kebijakan penting yakni perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada Minggu,  25 Juni 2021. 

Berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata.co.id, Presiden Jokowi yang akan langsung mengumumkan kenaikan BBM. Kemungkinannya harga Pertalite naik masih di bawah Rp 10.000 per liter, dari harga sekarang sebesar Rp 7.650 per liter.  

Dua pekan lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Presiden Jokowi yang akan mengumumkan kenaikan harga BBM. Pemerintah bakal mencabut subsidi BBM demi mengurangi beban keuangan negara untuk sektor energi yang sudah mencapai Rp 502,4 trilun pada tahun ini.

"Mungkin minggu depan presiden akan mengumumkan kenaikan harga BBM. Presiden sudah mengindikasikan tidak mungkin kita mempertahankan harga yang terus demikian. Itu beban yang terlalu besar untuk APBN," kata Luhut saat memberikan kuliah umum di Universitas Hasanuddin pada Jumat (18/8).

Trubus mengusulkan pemerintah secepatnya memutuskan harga baru bahan bakar bersubsidi. Jika terlalu lama, dikhawatirkan akan ada penimbunan BBM yang menyulitkan masyarakat. "Dampaknya akan muncul antrean dan kelangkaan di mana-mana," katanya.

Terpisah, Guru besar Keuangan dan Pasar Modal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Budi Frensidy, memprediksi kenaikan harga BBM kemungkinan akan terjadi dalam waktu dekat.  Apalagi bansos sudah mulai disalurkan kepada masyarakat.

Namun, Budi mengatakan bantuan senilai Rp 24,17 triliun itu belum cukup. Ia juga menyarankan pemerintah mengerek harga BBM secara bertahap demi mencegah lonjakan inflasi.

"Kalau harga Pertalite sampai Rp 10.000, saya pikir 8% karena ada efek langsung,” kata Budi. 

Hari ini Jokowi mulai memberikan BLT BBM di Jayapura, Papua.  Bantuan tersebut diberikan sebesar Rp 150 ribu selama empat bulan. "Kita telah memulai pembagian BLT BBM yang diberikan kepada masyarakat," kata Jokowi di Jayapura, Rabu (31/8).

Meski demikian, Jokowi belum memberikan informasi kapan kenaikan harga BBM akan dilakukan. Adapun dari sejumlah informasi yang beredar, pemerintah akan mengerek harga bahan bakar bersubsidi beberapa hari usai pemberian bansos rampung.

Sejak pekan lalu, Jokowi juga memanggil sejumlah menteri untuk membahas masalah subsidi energi. Beberapa yang kerap hadir antara lain Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Sri Mulyani juga berkali-kali menekankan besarnya subsidi energi yang harus dikeluarkan pemerintah jika harga BBM tak naik. Ia mengatakan subsidi energi yang berpotensi membengkak menjadi Rp 700 triliun jika harga BBM tak naik. 

Artinya, pemerintah membutuhkan tambahan anggaran subsidi mencapai Rp 198 triliun untuk menahan harga BBM bersubsidi pada tahun ini. Perhitungan tambahan anggaran subsidi yang dibutuhkan tersebut belum mencakup LPG 3 kg.

Reporter: Rizky Alika, Patricia Yashinta Desy Abigail