Breaking News: Harga Pertalite Naik Jadi Rp 10 Ribu, Solar Rp 6.800
Pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) hari ini. Harga Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter. Sedangkan harga Solar naik dari dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter.
Harga Pertamax non-subsidi juga dikerek menjadi Rp 14.500 dari sebelumnya Rp 12.500. Harga tersebut berlaku mulai Sabtu (3/9) siang ini.
"Berlaku pukul 14.30 har ini," kata Menteri ESDM Arifin tasrif dalam pernyataan pers secara virtual di Jakarta, Sabtu (3/9).
Presiden Joko Widodo sebelumnya telah memberikan sinyal kenaikan harga BBM. Jokowi memutuskan mengalihkan subsidi BBM sebesar Rp 24,17 triliun menjadi bantuan sosial.
Anggaran tersebut akan disalurkan berupa bantuan sosial sebesar Rp 150 ribu yang akan dibayarkan empat kali kepada 20,65 juta keluarga penerima manfaat. Selain itu, pemerintah juga menyalurkan dana bantuan pekerja Rp 600 ribu kepada pekerja yang bergaji di bawah Rp3,5 juta per bulan, diberikan kepada 16 juta pekerja.
Selanjutnya, pemerintah daerah akan menggunakan anggaran sebesar 2 persen dari dana transfer umum yaitu Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH) dalam bentuk subsidi transportasi. Dana sebesar Rp 2,17 triliun ini disalurkan untuk membantu sektor transportasi seperti angkutan umum, ojek, sampai nelayan.
"Saya berharap agar bantuan sosial yang diberikan pemerintah ini dapat meringankan beban masyarakat yang dihadapkan pada tekanan berbagai kenaikan harga," kata Jokowi.
Sejak pekan lalu, Jokowi juga memanggil sejumlah menteri untuk membahas masalah subsidi energi. Beberapa yang kerap hadir antara lain Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan pada pertengahan Agustus lalu telah memberikan sinyal kuat bahwa harga BBM akan naik. Anggaran subsidi energi yang telah ditambal pemerintah sehingga mencapai Rp 502 triliun pada tahun ini diperkirakan tak akan cukup.
"Mungkin minggu depan presiden akan mengumumkan kenaikan harga BBM," kata Luhut saat memberikan kuliah umum di Universitas Hasanuddin pada Jumat (18/8).
Berdasarkan perhitungan Sri Mulyani, pemerintah membutuhkan tambahan anggaran subsidi mencapai Rp 198 triliun untuk menahan harga BBM bersubsidi pada tahun ini. Perhitungan tambahan anggaran subsidi yang dibutuhkan tersebut belum mencakup LPG 3 kg.
Sri Mulyani juga berkali-kali menekankan besarnya subsidi energi yang harus dikeluarkan pemerintah jika harga BBM tak naik. Ia mengatakan pada hari ini bahwa subsidi energi yang berpotensi membengkak menjadi Rp 700 triliun jika harga BBM tak naik akan melampaui anggaran pendidikan.