Pesawat N219 dikembangkan secara khusus untuk dapat beroperasi di wilayah pegunungan dengan kemampuan "short take off landing" di landasan yang panjangnya kurang dari 800 meter dan tidak beraspal.
Pesawat N219 Nurtanio dapat digunakan dengan berbagai konfigurasi sesuai kebutuhan pengguna, baik untuk angkut penumpang, logistik, maupun "medical evacuation" dan "flying doctor,".
"Pesawat ini mampu terbang dalam selama dua jam, bisa mengangkut sebanyak 19 penumpang dan bisa mengangkut kargo, jadi pesawat ini sangat multi purpose cocok untuk rute-rute perintis salah satunya di Bangka Belitung ini," katanya.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, perusahaan pembuat pesawat PT Dirgantara Indonesia (Persero) memiliki aset senilai Rp 11,03 triliun. Dengan rincian, nilai ekuitas Rp 3,38 triliun, sementara kewajibannya mencapai Rp 7,65 triliun. Berikut grafik Databoks:
Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.