Pemerintah tengah menghadapi kebocoran data yang dilakukan peretas bernama Bjorka. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memastikan kebocoran data benar adanya.
Mahfud telah mendapatkan laporan dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). "Saya sudah dapat laporannya dari BSSN, kemudian dari analisis Deputi VII saya,” ucapnya kepada wartawan di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (12/9).
Meski demikian, data-data yang bocor tersebut merupakan data yang tidak terlalu rahasia. Pemerintah juga masih akan mendalami serta mengadakan rapat mengenai hal ini.
“Sebenarnya bukan data yang sebetulnya rahasia, bisa diambil di mana-mana, cuma kebetulan sama gitu,”
Ia mengatakan tidak ada rahasia negara yang tersebar meski ada kebocoran data. Ini lantaran dokumen yang tersebar merupakan data biasa yang bisa dikonsumsi masyarakat.
“Barangkali cuma dokumen biasa terbuka gitu, tetapi itu memang terjadi. Misalnya di Dukcapil ada, di macam-macamlah, di beberapa tempat,” pungkasnya.
Sebelumnya, peretas Bjorka viral di Indonesia lantaran menjual sejumlah data perusahaan, kementerian hingga pejabat Tanah Air. Ia awalnya meretas data pelanggan IndiHome, kebocoran 1,3 miliar data SIM Card, hingga Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Tak berhenti di situ, Bjorka juga membocorkan dokumen Presiden Joko Widodo, Ketua DPR Puan Maharani, Menteri BUMN Erick Thohir, Menkominfo Johnny G Plate, hingga pendengung (buzzer) Denny Siregar.