Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka pada Jumat (16/9). Dalam kesempatan itu, Muhammadiyah mengundang Jokowi untuk hadir pada Muktamar ke-48.
"Kami menyampaikan permohonan kepada Bapak Presiden untuk hadir dan membuka Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (16/9).
Adapun, Muktamar akan digelar pada 18-20 November 2022 di Surakarta. Sementara, pembukaan Muktamar akan berlangsung pada Sabtu (19/11) di Stadion Manahan Surakarta.
Muktamar akan mengundang 7 ribu peserta secara tatap muka. Peserta merupakan Muhammmadiyah dan Aisyiyah di Universitas Muhammadiyah Surakarta serta masyarakat yang berafiliasi organisasi tersebut.
Dalam Muktamar, Muhammadiyah akan mengganti pucuk pimpinan salah satu ormas Islam terbesar itu. "Lalu ada isu strategis tentang keumatan kebangsaan dan kemanusiaan semesta," ujar dia.
Haedar mengatakan, Muktamar tersebut telah diundur hingga dua tahun karena Covid-19. Selama pandemi, Muhammadiyah turut berupaya memulihkan perekonomian nasional.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Muti mengatakan Muhammadiyah akan memanfaatkan teknologi informasi dalam Muktamar, termasuk pada pemilihan pimpinan.
“Jadi tidak lagi memilih dengan garis-garis begitu, tapi sudah dengan e-voting," ujar dia. Dengan teknologi itu, Muhammadiyah ingin menunjukkan sebagai gerakan Islam yang berkemajuan.
Sementara, Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjanah Djohantini mengatakan, pihaknya akan mengadakan program penguatan ketahanan keluarga dan risalah perempuan dalam Muktamar tersebut.
"Karena ketahanan keluarga menjadi pilar kemajuan bangsa," katanya.
Turut mendampingi Presiden, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.