Profil Gubernur Papua Lukas Enembe, Tersandung Suap dan Transaksi Judi

ANTARA FOTO/Gusti Tanati
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Kepala BIN Budi Gunawan (kanan) dan Gubernur Papua Lukas Enembe (tengah) menekan tombol secara simbolis saat meresmikan Jembatan Holtekamp di Kota Jayapura, Papua, Senin (28/10/2019).
23/9/2022, 19.37 WIB

Gubernur Papua Lukas Enembe telah ditetapkan menjadi tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Lukas diduga menerima gratifikasi sebesar Rp 1 miliar.

Tak hanya itu, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mendeteksi transaksi janggal Lukas senilai Rp 560 miliar. Uang sebesar itu ditransfer untuk kasino judi. 

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengatakan dugaan gratifikasi Rp 1 miliar cukup sebagai pintu masuk mengungkap kasus lainnya. Ia juga mengkritisi masa pemerintahan Lukas Enembe yang relatif tak menghasilkan banyak meski dana otonomi khusus Papua besar.

"Lebih dari Rp 500 triliun, tidak jadi apa-apa, rakyat tetap miskin dan pejabatnya foya-foya," kata Mahfud di Jakarta, Jumat (23/9) dikutip dari Antara.

Selain Lukas, komisi antirasuah juga menetapkan Bupati Mamberamo Tengah Ricky Ham Pagawak dan Bupati Mimika Eltinus Omaleng sebagai tersangka kasus korupsi.

Lukas telah menjabat sebagai Gubernur Papua selama dua periode sejak 2013 lalu. Dalam dua periode jabatannya Lukas berpasangan dengan Klemen Tinal sebagai wakilnya. 

Pria kelahiran Tolikara, Papua, 27 Juli 1967 itu menyelesaikan studi sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Sam Ratulangi pada tahun 1995. Selain itu, ia juga sempat Menempuh pendidikan di Christian Leadership and Second Leangustic, Cornerstone College, Australia.

Lukas sempat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kantor Sospol Kabupaten Merauke pada 1997, sebelum memutuskan terjun menjadi politisi pada 2001.  Sebelum menjadi Gubernur, Lukas sempat menemani Eliezer Renmaur menjadi Wakil Bupati Kabupaten Puncak Jaya.

Pada 2007 luka maju sebagai calon bupati Kabupaten Puncak Jaya petahana dan kembali unggul. Ia lalu memimpin kabupaten tersebut hingga 2012, setahun sebelum maju ke tingkat provinsi. 

Reporter: Ade Rosman